Mohon tunggu...
Salman Unram
Salman Unram Mohon Tunggu... Dosen - Tuntut dan sebarkan ilmu yang bermanfaat bagi sesama.

Teknik Mesin solidarity forever.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memanen Energi dari Limbah Toilet

23 Desember 2020   06:01 Diperbarui: 23 Desember 2020   06:31 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mikroba dalam sel bahan bakar dapat menghasilkan listrik dari limbah tumbuhan dan hewan dalam air.

Di negara-negara modern limbah dari toilet domestik dialirkan ke satu tempat di pinggir kota untuk melewati proses pengolahan. Sebelum dapat dilepaskan ke lingkungan, air limbah harus diolah untuk menghilangkan padatan dan kontaminan lainnya. Setiap tahun, Amerika Serikat sendiri misalnya menghabiskan $ 25 miliar untuk membersihkan limbah. Banyak negara bahkan tidak mampu mengolah limbah buangan mereka.

Belakangan ini, seorang peneliti lingkungan dari Pennsylvania State University menemukan potensi pemanfatan bahan limbah tersebut sebagai sumber energi. Begitu seseorang menyiram toilet, dia tentu lupa tentang apa pun yang baru saja dia buang di sana.  Namun dengan menggunakan jenis pembangkit energi yang disebut sel bahan bakar, limbah tumbuhan dan hewan, atau organic dapat diubah menjadi sumber listrik.

Sel bahan bakar baru tersebut adalah silinder plastik kecil. Di dalamnya, delapan batang yang terbuat dari grafit (benda hitam yang ada di pensil) bertindak sebagai elektroda negatif. Batang tersebut mengelilingi tabung berlubang yang terbuat dari karbon dan platina, yang berfungsi sebagai elektroda positif.

Saat air limbah dipompa melalui sel bahan bakar, bakteri yang sudah ada di air menempel pada batang grafit. Saat mikroba memecah bahan organik di dalam air, mereka menghasilkan listrik.

Teknik pengolahan air saat ini mahal karena menggunakan bakteri yang membutuhkan pasokan oksigen yang stabil. Namun dengan proses baru ini akan bisa lebih efisien, atau bahkan sama efektifnya, dan jauh lebih murah. Pdakapasistas besar, sel bahan bakar semacam itu dapat memberikan daya yang cukup untuk memompa limbah satu kawasan kota.

Limbah menghasilkan hidrogen, metanol dan zat-zat kimia berharga lainnya. Tom Curtis, seorang profesor bidang teknik lingkungan di Newcastle University, Inggris, menyatakan bahwa dalam tiap 1 meter kubik air limbah terdapat sekitar 7.600 kilojoule energi, sedangkan untuk mengolah 1 meter kubik air limbah biasanya diperlukan 1.800 kilojoule.

Dalam proses pengolahan air limbah, biasanya limbah tersebut dipanaskan, dicerna secara anaerob (tanpa oksigen), kemudian proses tersebut menghasilkan gas metana yang nantinya akan digunakan sebagai gas alam.

Namun, Curtis tengah mengembangkan metode baru dengan teknologi sel bahan bakar mikroba (microbial fuel cell). Dengan menggunakan sedikit energi untuk membantu teknologi tersebut, bisa dihasilkan gas hidrogen, yang enam kali lipat lebih berharga dibanding metana. Sel bahan bakar adalah alat yang bisa mengubah bahan bakar menjadi listrik.

Saat ini, percobaan terkait teknologi tersebut telah dilakukan dengan menggunakan air limbah sungguhan di Newcastle, Inggris, yang memiliki suhu rendah. Dalam percobaan tersebut dihasilkan pemulihan energi sebanyak 70 persen, namun tahun depan para ilmuwan yang terlibat berharap mendapatkan 100 hingga 120 persen energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun