rajawali, terbang mewakili perasaan orang-orang di jalananÂ
mencoba menerobos arah angin
tapi udara bercampur dikuasai keangkuhan.Â
rajawali hanya terbang dan menunduk melihat ke bawah, tempat ia singgah sebelumnya.
begitu banyak kemarahan di atas tanah. begitu sesak benda-benda dipelihara
mengerutkan setiap kepala membawa pada puji dan puja
lintasan berkelokan
terlalu banyak pilihanÂ
semua menawarkan kenikmatan permukaan.
kenikmatan yang hanya di depan mata
kenikmatan yang lepas dari jiwa
lepas dari keabadian, rajawali coba menolaknyaÂ
meski pilihan untuk terbang tak semudah memandang alam raya, rajawali hampir salah jalan.
ia mencari lintasan sesuai peta
meski peta itu telah kumuh dan berdebu
ia terus terbang melawan arus
terbang terus
menerus
lurus
oh duhai sialan! terus terbang akhirnya rajawali kewalahan
segala racun merobek gumpalan awan.  membungkus mega-mega, menuntun ke arah keputusasaan.
dadanya sesak penuh polusi
lalu ia turun beristirahat, seketika teringat pesan Ibunya
"keterpaksaan menjalani hidup adalah bencana bagi yang telah tercipta
ada yang sadar
ada yang murka
tapi ada yang tertawa menikmati bencana"
"penderitaan dan tangisan yang didiamkan terus berlanjut tanpa jeda adalah kiamat di dalam hati sang bumi
tapi ia masih sabar, menunggu"
"ia juga masih terpaksa menjalani hidupnya yang menjengkelkan"
rajawali terbang lagi, meninggalkan bumi persinggahan entah akan ke mana sebelum ajal menjemputnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H