Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mereka Tidak Peduli

14 April 2022   10:18 Diperbarui: 14 April 2022   10:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maki demi maki terlempar dari kerongkongan mulut-mulut yang puasa


Akhirnya batal juga dengan asin keringat

Meski kering kerongkongannya
Tetapi tetap diucapkan beribu kali

Maki demi maki terlempar dari kerongkongan mulut-mulut yang puasa

Mahasiswa memaki di jalanan
Siswa-siswa memaki melontarkan keluh ibunya

Ulama memaki dalam khotbah-khotbah agama,
Guru juga memaki dalam hati. Dalam kecewa dan embanan moral
Atas nama moral mereka memendam marah

Maki demi maki terus terlempar dari kerongkongan mulut-mulut yang puasa

Bau kelaparan
Bau keringat dan
Bau udara yang disemprot disinfektan
Matahari melototi ubun-ubun orang miskin di jalan raya. Di desa-desa

Matahari selesai. Hujan tiba
Bersama anginnya
mengancam hidup orang miskin, di balik dinding tembok murah. Di rumah kardus. Di kolong jembatan. Di pinggir kali

Orang miskin memaki. Memaki diri sendiri. Menyesali dosa. Bersimpuh lagi.
Kepada siapa harus memaki? Sedang alam terus-menerus menakut-nakuti

Lihatlah sekali lagi. Mereka benar-benar tidak peduli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun