kau bilang aku malas maka aku miskin?
jangan sekali-kali kau menutup mata
kepada pagi hari di desa-desa
di kampung-kampung
aku seorang petani
yang tak memakai alarmmu untuk bergegas
yang mencoba bertahan dari kelaparan dan keterasingan
yang membenci badai dan panas,
tapi tidak untuk menghindari hidup
tidak ada perlindungan beku gedung menjulang
punggungku terbakar matahari
tidak bersandar empuk pada kursi.
aku tidak suka mengutuk soal kekurangan, soal uang
tanyakan pada tengkulak. berapa harga yang mereka bayar
mereka-mereka yang memimpikan tanah untuk hidup
aku memimpikan tanah untuk mati
mimpiku hidup dan terus hidup
mimpiku tak berhenti
mimpiku abadi
tidak mempercayai janji kota yang akan menerjemahkanku
ke dalam bahasa harta.
tolong tafsirkan aku
sebagai petani
agar suara sumbang nyanyian saudara-saudaraku yang menggetarkan
udara polusi itu padam.
tolong tafsirkan aku pemimpi abadi
untuk bisa lebih cinta
tolong ciptakan makna bagiku,
apa saja --- aku seorang petani
yang mimpinya abadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H