jika tanah boleh kau bolong-bolongi demi penataan bumi ala kepalamuÂ
maka kami boleh pula memukuli kepalamu dengan tangan-tangan ala kamiÂ
kosong tak berbesi hanya berdiksiÂ
jika rumahku, kawanku, Â ibuku, Â dan bapakku boleh kau ratakan dengan mesin raksasamuÂ
maka jangan halangi kami berdiri menunjuk hidungmu dengan teriakan-teriakan puisiÂ
kenapa kau rusak tanah kami?
tempat kami dilahirkanÂ
tempat kami menanam pohon-pohon kasihÂ
tempat kami mencari pangan kami sendiri memenuhi perut-perut kami dan anak-anak kamiÂ
tanah-tanah ini pemilik kasih yang tiada hentiÂ
seratnya memeluk erat akar padi mengairi batang tubuhnya dan lihatlah!Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!