Mohon tunggu...
Salman Hasibuan
Salman Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Sebagai pemerhati pendidikan

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengagumi Filantropi Sosial Guru Penggerak di Sumatera Utara

5 November 2022   11:02 Diperbarui: 6 November 2022   16:11 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai fasilitator sekolah penggerak di Provinsi Sumatera Utara saya mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dengan para guru penggerak hebat. Mereka merupakan para guru hebat yang mampu melewati seleksi dan mampu mengikuti seluruh rangkaian proses pendidikan Calon Guru Penggerak. Berkesempatan mengenal sosok-sosok inspiratif tersebut sungguh sebuah kekaguman tersendiri bagi saya.

Menjadi guru penggerak bukanlah perkara mudah, berkesempatan menjadi bagian dalam Program Guru Penggerak membutuhkan semangat, kegigihan dan keinginan untuk belajar agar mampu mengajar lebih baik, dan diharapkan mampu memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Mendorong peningkatan keberanian, kepercayaan diri, jiwa kemandirian serta kepemimpinan para murid.

Menjalani proses sebagai guru penggerak membutuhkan jiwa filantropi. Pada sebuah buku berjudul Praktik Filantropi Sosial disebutkan asal kata filantropi yang diambil dari  bahasa Yunani yaitu philos yang berarti cinta dan anthropos yang bermakna manusia, maka filantropi dapat dimaknai sebagai tindakan yang mencintai sesama manusia disertai dengan dedikasi waktu, materi, ataupun tenaga untuk membantu orang lain. Tentu pada konteks Program Guru Penggerak jiwa filantropi para guru penggerak terpupuk melalui pengembangkan diri dan orang lain, menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid.

Salah satu pengalaman praktik filantropi sosial guru penggerak di Sumatera Utara lahir dari inisiatif kepala sekolah SDN 173136 Lumban Baringin Kabupaten Tapanuli Utara yakni Herta Sianturi yang telah berhasil menggagas komunitas belajar SIPOHOLON. Komunitas tersebut merupakan wadah untuk memfasilitasi belajar bersama sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran.

Komunitas SIPOHOLON yang digagas ibu guru Herta Sianturi tidak hanya bergerak, namun juga telah menggerakkan para guru lainnya untuk saling berbagi praktik baik implementasi kurikulum mereka, saling membantu dalam upaya menciptakan perubahan lingkungan belajar di sekolah.

Komunitas SIPOHOLON kini tidak hanya bergerak untuk menjadi rumah untuk belajar bagi para guru di kabupaten tersebut, namun telah menggerakkan para guru dari lintas provinsi untuk berbagi pengetahuan kepada para pendidik di seluruh Indonesia.

Praktik Filantropi Sosial di kalangan guru penggerak telah menjadi tunas yang tumbuh mekar dan berkembang. Sosok guru penggerak inspiratif lainnya yang menjadi lokomotor berbagai praktik baik dengan sesama guru yakni Rosmalinda Ika Kesumawaty, Br.Kembaren, M.Pd guru penggerak di SMAN 17 Kota Medan. Beliau merupakan sosok guru yang menjadikan guru penggerak sebagai sebuah panggilan pengabdian.

Ketika berkomunikasi dengan beliau, saya dapat merekam gambaran ekspresif yang menyiratkan suatu kegigihan, keikhlasan, dan tekad kuat untuk selalu belajar dan berbagi bersama para guru di Program Guru Penggerak.

Beliau menceritakan banyak hal yang direfleksikan dari pengalaman berpartisipasi di Program Guru Penggerak. Salah satunya refleksi yang berkesan yakni berproses di dalam Program Guru Penggerak tersebut mengajarkan dirinya untuk menjadi guru yang selalu berbagi dengan rekan guru lainnya, saling menguatkan dan menggerakkan rekan sejawat agar berkolaborasi untuk menghasilkan perubahan yang lebih baik.

Wujud kolaborasi yang dibangun bersama para guru penggerak yakni melahirkan suatu karya buku berjudul "Agen Perubahan" yang memuat praktik baik para guru penggerak di Kota Medan.

Tentu masih banyak kisah praktik filantropi sosial yang mengagumkan dari pengalaman para guru penggerak selama mengikuti Program Guru Penggerak yang dilaksanakan Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumatera Utara. Kisah perjalanan para guru penggerak memuat pesan yang kuat bahwa keikhlasan untuk belajar dan berbagi serta berkolaborasi untuk saling memberdayakan menjadi pemantik mekarnya praktik filantropi di lingkungan pendidikan khususnya di kalangan Guru Penggerak  Provinsi Sumatera Utara.

Sebagai fasilitator sekolah penggerak, saya berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumatera Utara yang telah berupaya  dengan baik dan optimal dalam melaksanakan program prioritas Kemendikbudristek baik itu Program Sekolah Penggerak (PSP), Program Guru Penggerak (PGP), dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).  

Saya menyadari betul bahwa bergabung dalam rumah besar PSP, PGP, dan IKM merupakan suatu panggilan pengabdian, sehingga dinamika dalam rumah tersebut merupakan proses yang tidak bisa dinilai dari sisi materi, melainkan proses yang membuat kita tumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun