Mohon tunggu...
Salman hafiz
Salman hafiz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa belajar menulis

Aku ingin menjadi bagian dari Sejarah. Maka aku menulis. Instagram : @Salmanhafiz20

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Villa Ariyanti Eps 2

2 Juni 2022   10:05 Diperbarui: 2 Juni 2022   10:11 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Rabu, 7 Februari 2020 di Villa Ariyanti. 

Diawali runtutan kegiatan sama seperti kemarin, adalah senam pagi. Sampai pada sore menjelang magrib, peserta dan panitia kegiatan melaksanakan shalat magrib berjamaah, di aula besar. 

“Assalamualaikum Warrohmatullah”. Mat seorang panitia mengakhiri shalat berjamaah.

Aku berada di gazebo, bangunan di antara lapangan bulu tangkis dan kamar panitia laki-laki, di tempat yang sama juga terdapat sebuah ayunan besi berwarna kuning gelap, berkarat.  Aku mengikuti kegiatan yang sama dengan lainnya, yaitu shalat dan tadarus. Setelah membaca wirid, ketika hendak membaca surat Al Qur'an. 

Tiba-tiba semerbak bunga melati menyengat, mengelilingi tempatku. 

Keadaan di luar sunyi, karena peserta dan panitia berada di dalam aula besar, hanya beberapa panitia yang berada di ruang istirahat. Ketika aku tengah membaca, “Jleeebb!!!, mati listrik.” Seantero Villa gelap gulita, hanya bulan yang menyinari tempat ini. Mati listrik berlangsung selama 10 menit. 

Aku mendengarkan situasi dari divisi acara, Ketika mati listrik terdengar suara,

 “Wanita tertawa, Kikikikkik!!!.” keras dan sangat jelas, terdengar sebanyak dua kali. 

10 menit berlalu, listrik kembali menyala. Menjelang isya, langit mulai meneteskan air hujan dan membasahi area kegiatan. Kemudian komisi disiplin memerintahkan peserta untuk kembali ke aula kecil. Lalu, seorang panitia perempuan berinisial M, berjalan keluar dari tempat kegiatan peserta berlangsung sambil menangis karena ia merasakan sakit, dan merasa takut. Sepertinya M terkena gangguan roh jahat, dikedua pundak dan punggungnya terasa berat setelah keluar dari kamar terlarang. Ia dituntun beberapa panitia menuju ruang titik kumpul untuk mendapat penanganan. Diwaktu yang sama, seorang perempuan divisi kesehatan berinisial I juga terkena gangguan roh jahat, dibaringkanlah ia di satu ruang bersamaan dengan M.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Seorang panitia laki-laki memberikan informasi kalau di kamar panitia perempuan terdapat seorang panitia tidak sadarkan diri akibat gangguan roh jahat, lantas bergegas menuju lokasi yang diinformasikan itu, sesampainya, aku mendapati panitia perempuan berinisial A sedang meronta sambil menangis seakan ingin pergi dari tempat itu. Aku hendak membaca doa, rupanya A meronta bahkan memukul bagian mata kiriku, keras sekali!

 Dia berkata, “diaaaamm!!, berhenti!!!.” 

Terus membaca hingga akhirnya A kembali sadar. Kemudian aku kembali menuju ruang titik kumpul, sesampainya di sana, aku tercengang nampaknya di aula besar terdapat beberapa panitia perempuan yang mendapat gangguan roh jahat berinisal H dan E, mereka meronta, dan berteriak tidak sadarkan diri, diantara korban gangguan roh jahat H yang paling memakan waktu untuk kembali sadar, karena ia sedang bertugas di dapur yang terletak jauh di sudut Villa. H dan E mendapat penanganan dari Dosen kami. Malam itu semakin mencekam karena hujan semakin deras, dan sebagian besar panitia tumbang akibat gangguan itu. 

Kembali melaksanakan tugas, sambil mengawasi kegiatan peserta. Dan aku menemukan peserta laki-laki berinisial F yang sedang meronta dan tertawa tanpa sadar dengan posisi terikat oleh panitia dan senior.

Menjelang subuh, Kamis 8 Februari 2020 korban akibat gangguan roh jahat  kembali sadarkan diri, hingga pada siang hari kegiatan kami berakhir dan bergegas kembali menuju Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun