Seorang panitia laki-laki memberikan informasi kalau di kamar panitia perempuan terdapat seorang panitia tidak sadarkan diri akibat gangguan roh jahat, lantas bergegas menuju lokasi yang diinformasikan itu, sesampainya, aku mendapati panitia perempuan berinisial A sedang meronta sambil menangis seakan ingin pergi dari tempat itu. Aku hendak membaca doa, rupanya A meronta bahkan memukul bagian mata kiriku, keras sekali!
Dia berkata, “diaaaamm!!, berhenti!!!.”
Terus membaca hingga akhirnya A kembali sadar. Kemudian aku kembali menuju ruang titik kumpul, sesampainya di sana, aku tercengang nampaknya di aula besar terdapat beberapa panitia perempuan yang mendapat gangguan roh jahat berinisal H dan E, mereka meronta, dan berteriak tidak sadarkan diri, diantara korban gangguan roh jahat H yang paling memakan waktu untuk kembali sadar, karena ia sedang bertugas di dapur yang terletak jauh di sudut Villa. H dan E mendapat penanganan dari Dosen kami. Malam itu semakin mencekam karena hujan semakin deras, dan sebagian besar panitia tumbang akibat gangguan itu.
Kembali melaksanakan tugas, sambil mengawasi kegiatan peserta. Dan aku menemukan peserta laki-laki berinisial F yang sedang meronta dan tertawa tanpa sadar dengan posisi terikat oleh panitia dan senior.
Menjelang subuh, Kamis 8 Februari 2020 korban akibat gangguan roh jahat kembali sadarkan diri, hingga pada siang hari kegiatan kami berakhir dan bergegas kembali menuju Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H