Mohon tunggu...
Salman Favian
Salman Favian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa jurusan manajemen yang terkadang mengisi waktu luang dengan menulis. Saya senang membuat artikel opini, menulis novel, dan hal semacamnya yang berkaitan dengan dunia menulis. Temukan saya di Quora @Seira Loyard

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Solusi Pantas Masalah Lalulintas di Kota Malang yang Kian Ganas

21 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 20 Desember 2024   22:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kota Malang dikenal sebagai salah satu kota yang menjadi tujuan wisata hingga pendidikan bagi banyak orang. Kota Malang terkenal dengan berbagai destinasi wisata, seperti pantai di Malang Selatan, Kota Tua, Cagar Budaya, juga dekat dengan Kota Batu yang penuh akan wisata alamnya. Dalam ranah pendidikan, Kota Malang memiliki beberapa sekolah dan perguruan tinggi yang ternama di tingkat nasional.

            Kota Malang sendiri tergolong kota besar yang cukup padat. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, jumlah penduduk per Desember 2023 sejumlah 847.182 jiwa. Dengan luas wilayah 110,06 km, kepadatan penduduk Kota Malang mencapai 7.697 jiwa/km. Dengan jumlah ini, Malang menempati posisi ke-18 dalam daftar kota terpadat di Indonesia. Hal ini memberikan dampak positif dalam kemajuan ekonomi, dimana banyaknya penduduk meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa, juga mendorong terbentuknya industri dan sektor pekerjaan baru

             Namun, salah satu permasalahan yang sudah cukup lama dihadapi oleh Kota Malang adalah kemacetan. Padatnya arus lalu lintas yang bertabrakan dengan banyaknya jumlah kendaraan menyebabkan kemacetan yang tidak terhindarkan di berbagai titik. Di sisi lain, Kota Malang juga menghadapi masalah dimana lebar jalan protokol di Kota Malang masih tergolong kurang. Bahkan, beberapa jalan protokol seperti Jalan Mayjend Panjaitan dan Jalan Raya Sumbersari hanya memiliki dua ruas jalur. Jumlah yang kurang mengingat padatnya penduduk dan banyaknya kendaraan yang menyebabkan kemacetan yang tak terhindarkan.

             Masalah yang terjadi tentunya tidak tanpa solusi. Beberapa solusi dapat diterapkan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi kepadatan arus lalu lintas di Kota Malang. Salah satunya adalah dengan membangun gedung parkir. Kemacetan yang terjadi karena jalan yang sempit berpotensi diperparah oleh kendaraan yang parkir di pinggir jalan. Solusi yang dapat diterapkan adalah dengan membangun gedung parkir di beberapa titik strategis di pusat kota. Gedung parkir ini akan menyediakan ruang parkir yang memadai bagi warga dan pengunjung, sehingga mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh parkir yang tidak teratur.

            Solusi kedua, yakni menyediakan transportasi umum (transum) yang terintegrasi. Banyaknya jumlah penduduk, belum lagi pendatang terutama mahasiswa luar daerah yang membawa kendaraan masing-masing, membuat jumlah kendaraan di jalanan menjadi sangat banyak. Tidak bisa disalahkan, karena hingga sekarang, Kota Malang belum memiliki sistem transum yang mumpuni untuk mengurangi jumlah mobilitas menggunakan kendaraan pribadi. Angkot (angkutan kota) yang ada saat ini tidak menjawab masalah ini. Sistem inisial nama daerah untuk menamai angkot justru menyulitkan orang yang bukan berasal dari Malang. Angkot yang beredar juga tidak memiliki jadwal tetap, berbeda dengan transportasi umum seperti Transjakarta atau Suroboyo Bus yang lebih jelas rute serta jadwalnya. Menurut saya, Kota Malang membutuhkan transum yang terintegrasi dan terhubung dengan berbagai titik strategis agar memudahkan penumpang dan mengurangi mobilitas masyarakat dengan kendaraan pribadi.

            Terakhir, yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Malang adalah mengatur jam pulang pergi sekolah dan tempat kerja. Sistem ini mengatur agar jam masuk & pulang kantor dan sekolah dibedakan, agar tidak terjadi ledakan jumlah kendaraan di jalan. Sistem ini sudah mulai diterapkan di kota kota besar yang padat penduduk seperti Jakarta, Surabaya, hingga Singapura.

            Kemacetan yang terjadi di Kota Malang adalah masalah yang harus diatasi bersama. Untuk mewujudkan kenyamanan bersama, dibutuhkan sinergi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Dengan menerapkan solusi yang berlandaskan kenyamanan dan kepentingan bersama, mari ciptakan atmosfer yang hangat bagi warga maupun pendatang yang tinggal di Kota Malang dan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun