Review Film Laskar Pelangi (2008)
Film Laskar Pelangi merupakan salah satu karya film Indonesia yang mengisahkan perjalanan perjuangan sekelompok anak-anak di Belitung dalam meraih mimpi dan pendidikan. Disutradarai oleh Riri Riza, film ini diadaptasi dari novel terkenal karya Andrea Hirata yang menggambarkan kehidupan di desa Gantong, Belitung Timur.
Film ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak yang tinggal di desa terpencil di Belitung Timur. Mereka tinggal di bawah kondisi ekonomi yang sulit, tetapi memiliki semangat belajar yang tinggi. Sang guru, Ibu Muslimah (Cut Mini Theo), yang penuh dedikasi, berusaha membimbing, dan menginspirasi mereka untuk melihat masa depan yang lebih baik melalui pendidikan.
Pada intinya, Laskar Pelangi menceritakan tentang semangat pantang menyerah, kebersamaan, dan perjuangan untuk menggapai mimpi di tengah kondisi sulit. Meskipun dihadapkan pada berbagai cobaan, baik dalam hal pendidikan maupun kehidupan pribadi, anak-anak Laskar Pelangi memiliki tekad dan semangat yang luar biasa.
Kelebihan Film
1. Terdapat Banyak Pelajaran yang Dapat Diambil
Film ini menceritakan tentang perjuangan anak-anak miskin Belitung untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Â Kisah tersebut sangat menginspirasi dan memberikan pengharapan kepada semua orang yang berjuang untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Bahkan, film Laskar Pelangi berhasil membuat banyak orang menangis ketika menontonnya.Â
2. Perpaduan Musik yang Pas
Musik yang dihadirkan dalam film ini sangat memukau dan mampu membangkitkan emosi penonton. Musik yang terdengar pada adegan-adegan tertentu juga menjadikan film ini semakin indah dan membuat penonton merasa terkesan.
3. Â Pemeran yang Tepat
Salah satu kelebihan film Laskar Pelangi adalah pemeran yang tepat. Aktor dan aktris yang berperan dalam film ini sangat memukau dan berhasil menjalankan peran dengan cukup baik. Terutama peran Raditya Dika sebagai Ikal, Iqbal sebagai Arai, dan Cut Mini sebagai Bu Mus yang berhasil memberikan sentuhan khusus dalam film ini.Â
Kekurangan Film
1. Alurnya Lambat
Salah satu kekurangan dari film Laskar Pelangi adalah alurnya yang lambat. Film ini memang menceritakan kisah yang begitu mendalam dan kompleks, tetapi terkadang terasa membosankan jika tidak terbiasa dengan cerita seperti ini. Beberapa adegan terkadang terasa terlalu panjang dan lambat serta sedikit membosankan.
2. Kurangnya Pengembangan Karakter
Karakter-karakter yang ada dalam film ini kurang menonjol dan seolah-olah hanya sebatas mengingatkan penonton tentang karakter yang mereka perankan. Hal ini berdampak pada kurangnya daya tarik dan pemahaman yang kurang dari penonton tentang karakter-karakter yang ada dalam film ini.
3. Adegan yang Terlalu Emosional
Kekurangan lainnya adalah adanya adegan yang terlalu emosional dalam film ini. Meskipun ceritanya sangat menyentuh hati dan mampu menginspirasi sekaligus menyadarkan, tetapi beberapa adegan terasa agak berlebihan dan menjadikan film ini terkesan sedih.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Laskar Pelangi merupakan sebuah film yang memberikan inspirasi dan menyentuh hati penonton. Kisahnya yang penuh semangat dan keberanian anak-anak muda Belitung Timur dalam mengejar pendidikan menjadi pengalaman sinematik yang memotivasi. Film ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga pesan positif tentang pentingnya pendidikan, keberanian, dan harapan dalam menghadapi tantangan hidup. Namun, perlu diingat bahwa masing-masing orang memiliki selera yang berbeda-beda sehingga kelebihan dan kekurangan tersebut dapat menjadi relatif bagi setiap orang. Selain itu, satu hal yang pasti film Laskar Pelangi memberikan cerita yang begitu mendalam dan menginspirasi serta layak untuk diapresiasi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI