Kegembiraan yang ia rasakan setelah menerima pengakuan ini sangat besar, yang mencerminkan dedikasi dan kerja kerasnya.
Mengakui potensi di bidangnya, Shariqa menekankan peluang yang ada dalam dunia seni.
"Bidang ini juga memiliki ruang lingkup yang bagus. Saya mendapatkan penghasilan yang layak dari seni ini, dan anak-anak muda harus memupuk bakat mereka," ungkap Shariqa kepada ANI.
Menurut majalah Garland, Kangri adalah panci api lokal yang dijepit di antara kaki dan perut untuk memberikan kehangatan, terutama selama bulan-bulan musim dingin. Kangri adalah mangkuk tanah liat yang ditenun dengan anyaman dedalu yang dibungkus di bawah pheran, pakaian tradisional Kashmir. Di Kashmir, adat Kangri, atau periuk api, membuat orang tetap hangat selama bulan-bulan musim dingin yang keras, saat suhu bisa turun di bawah minus 20 derajat Celsius.
Orang-orang Kashmir menyimpan pemanas portabel ini dan bergerak sembari mengenakan pheran, jubah wol panjang yang mencapai lutut dan digunakan oleh orang-orang selama musim dingin, mereka.
"Kangri adalah gerabah yang diisi dengan arang yang mengilap dan disematkan di keranjang kayu buatan tangan. Mangkuk ini dibawa sebagai penghangat pribadi. Kisaran harga Kangri dari Rs 100 [Rp 18.292] hingga Rs 300 per potong, tergantung pada keterampilan dan desainnya. Kangri semakin populer sebagai kerajinan tangan tradisional. Selain digunakan untuk pemanasan, Kangri adalah komoditas yang tahan lama, bermanfaat bagi lingkungan dan hemat biaya," lapor majalah Garland.
Shariqa menjadi inspirasi bagi para calon seniman dan mendorong mereka untuk mengikuti hasrat serta mengembangkan kemampuan artistik mereka. Karena popularitasnya terus meningkat, Shariqa mulai menerima pesanan dari berbagai individu untuk sketsa, potret dan karya seni lainnya yang dipersonalisasi. Gayanya yang unik dan perhatian terhadap detailnya telah memikat para penggemar seni, yang menyebabkan meningkatnya permintaan akan kreasinya.
Shariqa menghidupkan kembali bentuk seni tradisional, menampilkan keindahan warisan Kashmirnya.
Penulis adalah jurnalis lepas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H