Islam juga mendorong konsep ta'awun (kerjasama) dalam menyelesaikan masalah. Program pengumpulan minyak jelantah melibatkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan industri, yang mencerminkan nilai-nilai ini.
Pemanfaatan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah salah satu contoh bagaimana sains dapat mendukung nilai-nilai keislaman. Sains memberikan solusi teknis untuk mengolah limbah, sedangkan Islam memberikan panduan moral untuk memastikan bahwa solusi ini membawa manfaat bagi manusia dan lingkungan.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 27: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan." Pengelolaan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah langkah konkret untuk menghindari pemborosan dan memastikan bahwa setiap sumber daya digunakan secara maksimal.
Pemanfaatan minyak jelantah untuk biodiesel adalah solusi inovatif yang menyatukan ilmu pengetahuan dan ajaran agama. Di satu sisi, ini membantu mengurangi emisi karbon, mengelola limbah, dan menciptakan energi terbarukan. Di sisi lain, ini mencerminkan nilai-nilai Islam tentang tanggung jawab manusia sebagai penjaga bumi.
Dengan memperluas kesadaran dan infrastruktur, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam pengolahan biodiesel dari minyak jelantah. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai umat yang diberi amanah, mengelola minyak jelantah dengan cara yang bermanfaat adalah langkah nyata untuk menjaga bumi dan menjalankan tanggung jawab sebagai khalifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H