Indonesia, dahulu kala di kenal dengan kekuatan Maritim. Sebelum Majapahit menaklukan seluruh wilayah Nusantara, ternyata kerajaan-kerajaan pendahulunya pun telah memiliki kekuatan maritim yang sangat disegani di kawasan Asia Tenggara. Pun, selain itu Indonesia memiliki 17 ribu lebih pulau dengan luasan laut yang tak kalah dengan luasan daratan. Dengan melihat geografis Indonesia ini, maka tak heran jika Perikanan menjadi mata pencaharian dari penduduk beberapa wilayah di Indonesia.Â
Dari situs indonesia.go.id, pada tahun 2022 produksi perikanan telah mencapai 24,85 juta ton, dengan kontribusi perikanan tangkap 7,99 juta ton, dan budi daya 16,87 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 13,63 persen jika dibandingkan dengan produksi 2021 yang totalnya mencapai 21,87 juta ton. Potensi yang luar biasa ini tentu saja membutuhkan keseriusan dan sumber daya yang turut mengembangkan sektor perikanan menjadi lebih baik dari tahun  ke tahun.Â
Perikanan harus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, sehingga bisa menghasilkan tangkapan ikan, budi daya ikan serta bisa terus-menerus atau berkesinambungan sehingga generasi mendatang pun masih bisa menghasilkan produk perikanan yang sama dengan saat ini.
Dibutuhkan teknologi yang mampu berselaras dengan alam, untuk mempertahakan sumber daya dari laut dan sungai. Teknologi tersebut pun, harus ramah lingkungan dan membantu nelayan untuk bekerja lebih baik dan menghasilkan tangkapan ikan yang lebih dari biasanya.Â
Pelacak Ikan Berbasis Navigasi
Saat ini untuk mencari ikan, selain bejibaku dengan kondisi laut yang tak menentu, Nelayan juga bertarung dengan luasnya wilayah laut yang harus di jelajahi. Selain karena faktor cuaca dan lingkungan yang makin tidak ramah bagi ikan, sehingga ikan pun menjauh dari garis tepiu pantai mengakibatkan bahan bakar yang cenderung naik serta kapal yang belum memiliki alat navigasi yang secanggih kapal lain membuat tantangan yang begitu berat. Kadang kala, pada saat hasil tangkapn dijual pun ternyata hasilnya tidak setimpal dengan usaha yang dikeluarkan selama berjuang di tengah lautan luas.
I Gede Merta Yoga Pratama pun terpanggil untuk membantu nelayan dalam hal pelacakan ikan. Bersama beberapa orang temannya, Yoga pun membuat aplikasi pelacak ikan berbasis navigasi. Aplikasi tersebut bernama Fish Go. Hadirnya aplikasi ini tentu saja memberikan angin segar bagi nelayan yang selama ini hanya mengandalkan navigasi konvensional dan turun menurun dari jaman dahulu yang diajarkan beberapa generasi sebelumnya.Â
Aplikasi Fish Go ini sangat memudahkan nelayan menemukan lokasi keberadaan ikan. Kalau biasanya harus melaut beberapa hari untuk menemukan ikan, berkat aplikasi ini, hanya dibutuhkan waktu tak kurang dari 24 jam saja. Dengan aplikasi ini pun hasil tangkapan yang dihasilkan bisa berkali-kali lipat dari biasanya hingga ratusan ton.Â
Aplikasi Pelacak Ikan Berkat Pokemon Go
Sebelum Yoga membuat aplikasi, dibuatlah sebuah situs yang memuat informasi geografis dan pengolahan data berupa koordinate area. Webiste yang lengkap dengan informasi dan koordinate yang memuat keberadaan ikan ini menjadi tidak mudah diakses oleh nelayan yang hanya memiliki handphone.Â
Nelayan biasanya menggunakan handphone untuk sekedar menelpon keluarga dan hiburan berupa radio dan musik. Dengan keberadaan handphone tersebut membuat Yoga membulatkan niat untuk menjadikan website tersebut menjadi sebuah aplikasi bernama Fish Go. Dengan aplikasi ini, maka nelayan bisa mengakses kapan pun dan dimana pun termasuk pada saat melaut. Secara tidak langsung Yoga pun membenarkan bahwa aplikasi Fish Go ini terinpirasi dari Pokemen Go.Â
Dengan adanya Fish Go, Yoga Pratama bertujuan untuk fokus menyelesaikan tiga permasalahan yang sering dihadapi para nelayan, mulai dari ketidakjelasan tempat penangkapan ikan, jadwal penangkapan ikan yang tidak jelas, hingga jalur penangkapan ikan yang aman bagi para nelayan. Fish Go dilengkapi dengan sistem navigasi, prakiraan cuaca, kecepatan angin, tinggi gelombang dan lokasi ikan.