Mohon tunggu...
Salman Faris
Salman Faris Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Vlogger

Suka menulis di blog www.salmanbiroe.com, Love to travel around the World www.bluepackerid.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

UKM Siap Naik Kelas dan Mendunia Bersama Indibiz

12 Juli 2023   20:32 Diperbarui: 12 Juli 2023   20:34 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen salmanbiroe.com

Pada saat ke acara Digiland 2023 beberapa hari lalu, produk-produk yang dipajang sangat menarik perhatian. Beragam produk kain khas dan produk kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia. Tentu saja mata langsung terpikat dan segera menuju ke booth tersebut. 

Sepintas, produk tersebut layaknya produk berkelas yang terpampang di Mall-Mall kelas atas di Jakarta. Tak disangka ternyata produk tersebut merupakan karya pengrajin dari berbagai daerah seperti Sumatera dan Jawa. Dari produk yang ditampilkan, kualitasnya sangat bagus dan sangat unik khas dari berbagai daerah di Indonesia. 

Potensi produk dari berbagai daerah itu banyak banget. Bahkan pada setiap perjalanan baik pada saat kerja atau liburan, selalu mendapatkan banyak hal unik yang ditemui. Seperti pada saat perjalanan ke Lasem dan Jogja. 

Batik Tiga Negeri Lasem dan Gudeg Kaleng Jogja 

Setelah mudik ke Pemalang, biasanya selalu menyempatkan berkunjung ke berbagai daerah di sekitarnya. Karena sudah beberapa kali ke Semarang, rasanya harus tak adil jika Semarang menjadi pilihan kembali. Tercetus ide ke Lasem yang tak jauh dari Semarang. Apalagi saya berencana ke Malang, jadi Lasem itu searah ke Surabaya, tempat transit menuju ke Malang. 

Dari Semarang, Lasem ditempuh sekitar 4 jam. Saya menggunakan bus ekonomi tak ber-AC dengan tarif sekitar 45 ribu. Tarif ini termasuk lumayan karena masih dalam suasana Lebaran. Saya sempat takjub dengan perubahan Lasem. Kini wajahnya lebih tertata dengan rapi. Kota Pecinan yang menjadi magnet wisata kini tertata dengan baik dengan penerangan. Selain itu, Hotel dan tempat wisata pun berbenah diri. 

Beberapa tahun tidak ke Lasem, membuat jalan-jalan kali ini sangat takjub. Apalagi pada saat melewati pembatik di rumah merah. Dengan tekun ibu-ibu ini membatik dari pagi sampai sore. 

"Bisa 2-3 bulan mengerjakan kain batiknya."

Ibu-ibu menjawab pertanyaan berapa lama proses pembuatan sebuah kain batik. Ternyata memang sangat lama, dan memang membuat batik tersebut tersohor sampai ke mancanegara. 

Batik Tiga Negeri ini merupakan representasikan dari tiga budaya yang berpengaruh di Lasem, yakni budaya Tionghoa, Belanda dan Jawa. Pengaruh ini tak lepas dari sejarah Lasem yang disinggahi oleh kapal-kapal dari Tiongkok pada abad 19 sampai awal abad 20. Selain itu pola-pola batik Tiga Negeri di Lasem ini diperkenalkan oleh Putri Campa, Istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Ceng Ho.

Dengan sejarah yang begitu panjang, Batik Tiga Negeri ini perlu dipacu agar bisa dikenal lagi secara luas baik di Indonesia maupun mancanegara.

Selain Batik Tiga Negeri, pada saat ke Jogja saya menemukan produk kuliner yang unik. Kalau biasanya Gudeg disajikan dan dimakan ditempat atau paling tidak dibungkus, namun ternyata baru tahu kalau Gudeg pun dalam kemasan kaleng. 

Gudeg Kalengan ini menurut saya sebuah langkah yang luar biasa. Apalagi disaat persaingan antar UKM sangat kompetitif, perlu melahirkan inovasi dan tidak terpikirkan oleh yang lain. 

Bisa jadi, dengan adanya Gudeg Kalengan ini akan melahirkan kuliner daerah lain yang mengikutinya. Dengan makanan tradisional kalengan ini, maka potensi pemasarannya pun tidak terbatas di daerah asal atau buka cabang di daerah lain, namun bisa dipasarkan secara nasional dan internasional. 

Dan, dari acara Digiland 2023 beberapa hari lalu, saya menemukan jawaban dari berbagai masalah yang dihadapi UKM baik dari segi inovasi dan digitalisasi.

Dari Digiland 2023, Saatnya UKM Naik Kelas dan Mendunia

Dokumen salmanbiroe.com
Dokumen salmanbiroe.com

Digiland 2023 digelar beberapa hari lalu dan memamerkan berbagai produk UKM lokal namun kualitas internasional. Bukan hanya bati, kain dan beragam wastra, namun kuliner lokal pun ikut memeriahkan di booth yang tersedia. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi UKM yang ingin melebarkan sayap dan mengenalkan kuliner khas daerah masing-masing di ajang seperti Digiland 2023 ini.

Selain itu, terdapat booth Indibiz  yang merupakan solusi berbagai masalah UKM mulai dari digitalisasi, inovasi, payment dan produktivitas serta pengembangan bisnis UKM menjadi lebih baik dan terarah. Selama ini UKM belum memiliki sistem dan platform yang terintegrasi dengan berbagai kelebihan tersebut sehingga Indibiz adalah sebuah jawaban atas keresahan bisnis UKM di Indonesia. 

Indibiz bersiap membawa bisnis go digital go global melalui empat pilar solusi. Pertama, solusi platform dan layanan digital. Kedua, kolaborasi dengan start up dan para developer yang fokus untuk solusi kemajuan UKM. Ketiga, kolaborasi solusi pembiayaan dengan lembaga keuangan. Dan pilar keempat kolaborasi bersama komunitas dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas bisnis.

Lalu, apa saja sih bisnis utama yang didukung oleh Indibiz? Terdapat 4 ragam produk dan solusi digital yang tersedia yaitu Education, Hotel, Finance dan Ruko. 

Indibiz Hotel hadir karena bidang bisnis ini sangat menjamur di Indonesia. Beragam hotel berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk meningkatkan kepuasan para pengunjung hotel.

Optimalisasi teknologi digital juga merupakan salah satu persiapan yang dapat dilakukan demi menyambut masa depan bisnis perhotelan. Untuk itulah Indibiz menghadirkan Indibiz Hotel, solusi pengelolaan hotel dengan memanfaatkan konektivitas andalan serta mendukung pemasaran yang lebih mudah dan efisien. Selain itu terdapat sistem keamanan dengan produk CCTV dengan tingkat keamanan yang lebih maksimal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun