Pada saat ke acara Digiland 2023 beberapa hari lalu, produk-produk yang dipajang sangat menarik perhatian. Beragam produk kain khas dan produk kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia. Tentu saja mata langsung terpikat dan segera menuju ke booth tersebut.Â
Sepintas, produk tersebut layaknya produk berkelas yang terpampang di Mall-Mall kelas atas di Jakarta. Tak disangka ternyata produk tersebut merupakan karya pengrajin dari berbagai daerah seperti Sumatera dan Jawa. Dari produk yang ditampilkan, kualitasnya sangat bagus dan sangat unik khas dari berbagai daerah di Indonesia.Â
Potensi produk dari berbagai daerah itu banyak banget. Bahkan pada setiap perjalanan baik pada saat kerja atau liburan, selalu mendapatkan banyak hal unik yang ditemui. Seperti pada saat perjalanan ke Lasem dan Jogja.Â
Batik Tiga Negeri Lasem dan Gudeg Kaleng JogjaÂ
Setelah mudik ke Pemalang, biasanya selalu menyempatkan berkunjung ke berbagai daerah di sekitarnya. Karena sudah beberapa kali ke Semarang, rasanya harus tak adil jika Semarang menjadi pilihan kembali. Tercetus ide ke Lasem yang tak jauh dari Semarang. Apalagi saya berencana ke Malang, jadi Lasem itu searah ke Surabaya, tempat transit menuju ke Malang.Â
Dari Semarang, Lasem ditempuh sekitar 4 jam. Saya menggunakan bus ekonomi tak ber-AC dengan tarif sekitar 45 ribu. Tarif ini termasuk lumayan karena masih dalam suasana Lebaran. Saya sempat takjub dengan perubahan Lasem. Kini wajahnya lebih tertata dengan rapi. Kota Pecinan yang menjadi magnet wisata kini tertata dengan baik dengan penerangan. Selain itu, Hotel dan tempat wisata pun berbenah diri.Â
Beberapa tahun tidak ke Lasem, membuat jalan-jalan kali ini sangat takjub. Apalagi pada saat melewati pembatik di rumah merah. Dengan tekun ibu-ibu ini membatik dari pagi sampai sore.Â
"Bisa 2-3 bulan mengerjakan kain batiknya."
Ibu-ibu menjawab pertanyaan berapa lama proses pembuatan sebuah kain batik. Ternyata memang sangat lama, dan memang membuat batik tersebut tersohor sampai ke mancanegara.Â
Batik Tiga Negeri ini merupakan representasikan dari tiga budaya yang berpengaruh di Lasem, yakni budaya Tionghoa, Belanda dan Jawa. Pengaruh ini tak lepas dari sejarah Lasem yang disinggahi oleh kapal-kapal dari Tiongkok pada abad 19 sampai awal abad 20. Selain itu pola-pola batik Tiga Negeri di Lasem ini diperkenalkan oleh Putri Campa, Istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Ceng Ho.
Dengan sejarah yang begitu panjang, Batik Tiga Negeri ini perlu dipacu agar bisa dikenal lagi secara luas baik di Indonesia maupun mancanegara.