Agus Harimurti Yudhoyono, atau yang akrab disapa AHY, merupakan sosok yang tak asing di kancah politik Indonesia. Putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini telah mewarisi jejak ayahnya, menapaki jalan politik dengan tekad yang kuat. Namun, perjalanan AHY tidak selalu mulus. Ia menghadapi pasang surut, pujian, dan kritik, yang membentuknya menjadi figur yang dikenal publik saat ini.
AHY lahir pada 10 Agustus 1978 di Bandung, Jawa Barat. Sejak kecil, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang erat dengan dunia militer. Ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, merupakan seorang Jenderal yang kemudian menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Â AHY pun menapaki jejak ayahnya, bergabung dengan TNI dan meniti karier militer dengan gemilang.
Karier militer AHY dimulai dengan bergabung di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1998. Ia lulus dengan predikat cumlaude dan menorehkan prestasi gemilang dalam berbagai pelatihan militer, baik di dalam maupun luar negeri. AHY kemudian menjabat sebagai perwira menengah di TNI, mengabdi dengan penuh dedikasi.
Namun, takdir AHY berbelok ketika ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Demokrat, partai yang didirikan oleh ayahnya, dan menjabat sebagai Ketua Umum sejak tahun 2020. Keputusan ini menuai pro dan kontra, sebagian menilai AHY hanya memanfaatkan nama besar ayahnya, sementara yang lain melihatnya sebagai penerus estafet kepemimpinan yang ideal.
Perjalanan AHY di dunia politik dipenuhi dengan pasang surut. Ia pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017, namun gagal meraih kemenangan. Namun, ia tak menyerah dan terus berjuang, meniti karier politik dengan penuh dedikasi.
Pada tahun 2024, AHY diangkat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kabinet Indonesia Maju. Penunjukan ini menjadi bukti nyata kepercayaan Presiden Joko Widodo terhadap AHY, meskipun ia berasal dari partai oposisi.
Namun, kiprah AHY di dunia politik tak luput dari kritik. Ada yang menilai AHY masih kurang pengalaman dan hanya mengandalkan nama besar ayahnya. Ada juga yang mempertanyakan kepemimpinannya di Partai Demokrat, yang dinilai belum mampu membawa partai tersebut meraih kemenangan signifikan dalam berbagai pemilihan umum.
Pada tahun 2024, AHY kembali menjadi sorotan publik. Ia dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menjadi calon menteri di kabinetnya. Hal ini memicu spekulasi dan pertanyaan, mengingat AHY merupakan kader Partai Demokrat, partai yang berada di kubu oposisi.
AHY sendiri enggan berkomentar mengenai posisi yang akan ia emban di kabinet Prabowo. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo untuk mengumumkan komposisi kabinetnya. Keputusan AHY untuk bergabung dengan kabinet Prabowo merupakan sebuah langkah berani yang berpotensi besar mengubah peta politik Indonesia.
Perjalanan AHY di dunia politik dapat diibaratkan seperti sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. AHY merupakan sosok yang penuh kontroversi. Ia di satu sisi dipuji sebagai pemimpin muda yang berpotensi, namun di sisi lain dikritik karena dianggap hanya mengandalkan nama besar ayahnya. Masa depannya di dunia politik masih belum pasti, namun satu hal yang pasti, AHY akan terus menjadi sorotan publik.
Ia telah membuktikan kemampuannya sebagai seorang pemimpin, baik di dunia militer maupun politik. Namun, perjalanan politik AHY masih panjang. Ia harus membuktikan bahwa dirinya bukan hanya seorang putra mahkota, melainkan seorang pemimpin yang tangguh dan visioner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H