Mohon tunggu...
Salman AlFarizi
Salman AlFarizi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Marcomm Squad

Jika tak mampu bersaing dengan orang shalih dalam ibadahnya, maka bersainglah dengan para pendosa dalam istighfarnya. - Ibn Rajab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Urgensi Sanad dalam Islam

5 Januari 2018   10:38 Diperbarui: 5 Januari 2018   10:56 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kamu bercerai berai..."

SERAMBI ISLAMI - Mursyid Tarekat Idrisiyyah, Syekh Muhammad Fathurahman M.Ag, menyampaikan Kajian Tasawuf di Program Religi unggulan TVRI Nasional Serambi Islami, dengan tema Urgensi Sanad dalam Islam, Jumat (24/11/2017).

DefinisiSanad

Sanad atau Silsilah menurut bahasa, artinya: Rantai yang tersambung. Dalam menuntut ilmu dan mengamalkan ajaran Islam sanad menjadi penting. Silsilah dalam terminologi Tasawuf, artinya mata rantai keguruan Mursyid. 

Garis itu dari Mursyid yang sedang menjalankan tugasnya membimbing umat, tidak terputus sampai kepada penerima wahyu al Quran, yaitu: Nabi Muhammad saw.

Sanad yang baik menunjukkan kemurnian ajaran Islam. Dengan kata lain, sanad itu anugerah dari Allah SWT. Bayangkan, umat Islam saat ini terpisah dengan Nabi Muhammad saw --yang menerima al Quran secara langsung-- selama 14 abad. Rentang panjang itu menyebabkan keadaan yang jauh berbeda.

Inilah keyakinan kita, Allah SWT akan menjaga agama ini. Termasuk al Quran, yang dijaga bukan hanya tulisannya saja, akan tetapi berikut pemahamannya. Agar tidak salah dalam menjalankan perintah agama, maka harus belajar kepada ulama yang memiliki silsilah keguruan yang sampai kepada Rasulullah saw. Termasuk bagian dari Rukun Iman, meyakini Rasulullah saw menerima wahyu dari Allah azza wa jalla.

Dengan Silsilah yang terjaga akurasinya, agama akan terjaga secara murni dari sisi pemahaman maupun amaliahnnya. Ibadah menjadi khusyu, karena tidak tercampur dengan perkara bidah maupun syahwat.

Pendapat Para Ulama

Imam an Nawawi ad-Dimasyqi beliau bermazhab fiqih as Syafii dan Aqidahnya As asy ariyyah (Ahlu sunnah), dan beliau berpegang juga kepada Tasawuf. Dalam kitabnya Syarhu Maqasid Annawawiyyah Imam an Nawawi mengatakan, sumber agama itu ada Empat, yaitu al Quran, as Sunnah, Ijma Ulama, dan Qiyas.

Adapun Ijma Ulama sebagai sumber hukum, maksudnya kita harus mendapatkan bimbingan ulama yang jelas. Artinya, kita mempunyai pembimbing yang rantai silsilahnya sampai kepada Rasulullah saw. Dari Ulama dengan kriteria seperti inilah, kita akan mendapatkan ilmu, pemahaman dan sekaligus prakteknya.

Fungsi Sanad

Firman Allah SWT,

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah SWT mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah SWT, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah SWT menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali-Imran [03] : 103)

Dari Tadabbur Ayat di atas dapat ditarik kesimpulan:

Pertama, perintah untuk berpegang teguh kepada Tali Allah SWT. Tali yang dimaksud, adalah agama Islam secara kaffah (keseluruhan).

Kedua, Menerangkan ayat-ayatnya sehingga mendapat petunjuk, yaitu adanya Patron yang menyampaikan pesan agama atau ulama.

Rasulullah saw bersabda,

"Ikutilah oleh kamu dua orang sesudahku, Abu Bakar dan Umar sesungguhnya kedua orang tersebut adalah tali Allah SWT yang dipanjangkan, barang siapa yang berpegang teguh kepada keduannya, niscaya dia berpegang teguh kepada keduanya, niscaya ia berpegang teguh kepada tali yang kuat yang tidak akan terputus." (HR. Thabrani).

Jadi, kita harus mendapatkan bimbingan dari para ulama. Disinilah fungsi Silsilah berperan, yaitu bimbingan ilmu dan hikmah yang benar benar murni, agama yang terpelihara dan terjaga.

Rasulullah saw menyampaikan, "Ulama adalah pewaris para nabi." (HR At Tirmidzi dari Abu Ad Darda ra)

Tugas para ulama memberikan bimbingan kepada umatnya. Namun, sebelum umat menimba ilmu dari ulama, pastikan sosok ulama itu sebagai pewaris Nabi.

 Hadirnya sosok ulama yang pewaris para nabi (Naiburraasul) pada setiap zamannya, agar orisinalitas agama terjaga. Kewajiban umat, mencari sosok ulama tersebut. Ciri utamanya adalah, mempunyai silsilah keguruan sampai kepada Nabi Muhammad saw.

Syekh Amin al Kurdi al Irbili mengarang kitab Tanwirul Qulub, uniknya metode penulisan kitab ini dalam Tiga rukun agama: Tauhid asy Ariyyah, Fiqih dengan Mazhab asy Syafii, dan Tasawuf bercorak Naqsabandiyyah.

Dalam bab Tasawuf beliau menulis, "Penting bagi Murid (orang-orang yang berharap kepada Allah SWT dan hari akhir) untuk mengetahui silsilah gurunya sampai kepada Rasulullah saw."

Dengan silsilah keguruan yang sampai kepada Rasulullah saw, akan mengalir bimbingan ruhani kepada hati murid. Lewat bimbingan ruhaniyyah Mursyid, seorang murid akan mendapat nikmat ruhaniyyah. Kenikmatan itu sangat jauh nilainya dibandingkan dengan kenikmatan materi dunia.

Pentingnya Silsilah dalam Mencari Ilmu

Dalam karya-karya ilmiah, seperti penyusunan Skripsi atau Tesis harus merujuk kepada para pakar yang jelas trackrecord (rekam jejak)-nya. hal ini berlaku untuk bermacam disiplin ilmu. Sehingga orang yang mempelajari, tidak akan ragu lagi untuk mencerna ilmunya, bahkan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Apatah lagi dalam menjalankan perintah agama, harus jelas asal-usulnya. Sehingga ibadah kita sesuai dengan yang dikehendaki secara syariat, dan diterima oleh Allah SWT. Jadi, dalam menjalankan ibadah haruslah sesaui dengan ketentuan apa yang ditetapkan oleh Allah SWT, para Rasul dan ulama.

Para sahabatku bagai bintang-bintang di langit. Siapa saja di antara mereka yang kamu ikuti pasti akan mendapat petunjuk (HR. Ibnu Abdul Al-Barr)

Para ulama menyebutkan sanad perkara yang urgen bagi agama. Tanpa silsilah, orang akan bicara tentang agama menurut dirinya sendiri.

"Sanad itu bagian dari agama. Kalaulah tidak ada sanad, orang akan sesukanya mengatakan apa saja yang dia inginkan." (Riwayat Muslim)

Dari Abdullah bin Amr ra, Nabi saw bersabda,

"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadits di atas, menelusuri sumber dari ilmu agama salah satunya melalui pendekatan silsilah. Dari ayat yang didapatkan dari para ulama itulah baru kita bisa menyampaikannya kepada orang lain walaupun satu ayat.  Sehingga ketika mendapatkan ilmu maka kemudian belajar kembali  kepada gurunya, kemudian disampaikan kembali ilmu yang didapatkan.

Murid yang Haq

Seorang muslim harus memastikan ilmu dan amaliahnya benar. Salah satu caranya dengan belajar kepada ulama yang silsilah keguruannya sampai kepada Rasulullah saw. Pun dalam menuntut ilmu harus istiqomah, sehingga ilmu yang disampaikan sempurna dan menyeluruh. Dengan bimbingan yang paripurna akan selamat dunia dan diakhirat.

Firman Allah SWT,

(62) (63) (64)

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah SWT itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah SWT. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS. Yunus [10] :62-64).

Ulama yang Bathil

Rasulullah saw mengkhawarirkan ada sosok dajjal yang menebarkan kesesatan. Sosok ini juga bisa berarti ulama Su (sesat). Mereka tampil sebagai ulama, tapi justru menyesatkan. Ilmunya tidak bersumber dari yang asli sehingga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Mereka menyebarkan pemahaman yang keliru, dan prilakunya tidak sesuai dengan al Quran dan as Sunnah. Umat akan disesatkan tanpa sadar.

"Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama su' mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah SWT tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu. " (HR al-Hakim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun