Mohon tunggu...
Salman Alfarizhi
Salman Alfarizhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan Informatika yang gemar berbincang masalah teknologi,seni dan transformasi digital.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Simbiosis Sains: Bagaimana Programmer Bersatu dengan Kecerdasan Buatan

30 September 2023   09:34 Diperbarui: 30 September 2023   09:40 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, seiring dengan kecerdasan buatan yang semakin cerdas, peran programmer juga berkembang. Mereka tidak lagi hanya "penyusun kode" tetapi lebih seperti "pendidik" bagi sistem. Mereka harus memastikan bahwa kecerdasan buatan memahami nilai-nilai etika, prinsip-prinsip hukum, dan tujuan yang diinginkan dalam konteks tertentu. Dengan kata lain, programmer tidak hanya mengatur kecerdasan buatan untuk melakukan sesuatu, tetapi juga mengawasi dan membimbingnya dalam melakukannya dengan benar.

Sebagai contoh, dalam pengembangan mobil otonom, programmer adalah yang menentukan bagaimana mobil harus menangani situasi darurat. Mereka memprogram sistem untuk memprioritaskan keselamatan manusia di atas segalanya. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mobil otonom dapat merespons dengan benar terhadap situasi yang tak terduga.

Kecerdasan Buatan: Pembelajar yang Tak Kenal Lelah

Di sisi lain, kecerdasan buatan adalah pembelajar yang tak kenal lelah. Mereka adalah entitas yang dapat memproses dan memahami data dalam skala yang tidak dapat ditandingi manusia. Mereka dapat membuat keputusan secara real-time berdasarkan data dan algoritma yang dirancang oleh para programmer.

Sebagai contoh menarik adalah penggunaan kecerdasan buatan dalam pengenalan wajah. Sistem ini dapat mengidentifikasi individu dalam sekejap, bahkan dalam kerumunan besar. Bagaimana hal ini mungkin? Kecerdasan buatan dilatih dengan jutaan gambar wajah manusia untuk mengenali pola unik di setiap wajah. Mereka kemudian menggunakan algoritma untuk membandingkan wajah yang mereka lihat dengan pola yang telah mereka pelajari. Hasilnya adalah pengenalan wajah yang akurat dan cepat.

Namun, kecerdasan buatan juga memiliki keterbatasan. Mereka hanya dapat melakukan tugas yang mereka pelajari dari data. Jika data yang mereka gunakan tidak mencakup berbagai situasi, mereka mungkin tidak akan berkinerja baik dalam situasi tersebut. Inilah mengapa peran programmer dalam menentukan batasan dan aturan bagi kecerdasan buatan sangat penting.

Simbiosis Sains yang Terus Berkembang

Simbiosis sains antara programmer dan kecerdasan buatan terus berkembang seiring waktu. Programmer menciptakan sistem yang semakin canggih, dan kecerdasan buatan menjadi lebih baik dalam memahami konteks dan membuat keputusan yang lebih baik.

Sebagai contoh, peran kecerdasan buatan dalam bidang kedokteran semakin mendalam. Mereka dapat menganalisis gambar medis seperti MRI dan CT scan dengan tingkat akurasi yang tinggi, membantu dokter dalam diagnosis penyakit. Programmer dalam kasus ini adalah yang merancang algoritma dan model yang memungkinkan kecerdasan buatan melakukan tugas ini. Namun, kecerdasan buatan juga memungkinkan pengembangan obat baru dengan menganalisis data genetik dan molekuler dengan cepat.

Tantangan dan Peluang

Namun, dengan semua potensi kecerdasan buatan, ada tantangan besar yang perlu diatasi. Salah satunya adalah etika. Bagaimana kita memastikan bahwa kecerdasan buatan bertindak sesuai dengan nilai dan prinsip yang kita anut? Bagaimana kita menjaga privasi data dalam dunia yang semakin dikuasai oleh teknologi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun