Mohon tunggu...
Salman Alfarizhi
Salman Alfarizhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan Informatika yang gemar berbincang masalah teknologi,seni dan transformasi digital.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Batas Kreativitas Mesin: Etika di Balik Karya Seni dan Kecerdasan Buatan

29 September 2023   07:08 Diperbarui: 29 September 2023   07:14 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tara Winstead: https://www.pexels.com/photo/robot-pointing-on-a-wall-8386440/ 

3. Kreativitas atau Reproduksi: Meskipun AI dapat menghasilkan karya seni yang mengagumkan, beberapa berpendapat bahwa ini hanya merupakan bentuk reproduksi berdasarkan data yang sudah ada. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa mesin dapat menggabungkan elemen yang lebih beragam dan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru.

4. Manipulasi dan Kemajuan Teknologi: Penggunaan AI dalam seni juga membuka pintu bagi potensi manipulasi dan penipuan. AI dapat digunakan untuk menciptakan gambar palsu yang meyakinkan dan sulit dibedakan dari karya seni asli. Dalam konteks ini, etika penggunaan AI menjadi sangat relevan dalam hal pemalsuan seni.

5. Kebebasan Berpendapat dan Batasan Teknologi: Bagaimana AI dapat memengaruhi kebebasan berpendapat seniman? Apakah seniman harus tunduk pada batasan teknologi ketika bekerja dengan AI? Pertanyaan-pertanyaan ini semakin sering diajukan, terutama oleh seniman yang ingin memanfaatkan teknologi ini dalam karya mereka.

Pertimbangan Etika dan Solusi Potensial

Dalam menangani dilema-dilema etika ini, ada beberapa pertimbangan dan solusi potensial yang perlu dipertimbangkan:

1. Kolaborasi: Salah satu cara untuk menghindari penggantian seniman manusia adalah dengan mendorong kolaborasi antara seniman dan AI. Hal ini memungkinkan seniman untuk memanfaatkan potensi kreatif AI tanpa menggantikan peran mereka sepenuhnya.

2. Transparansi: Penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI dalam seni harus transparan. Ini berarti bahwa penonton harus diberitahu ketika seni diciptakan oleh mesin, dan sejarah penciptaannya harus dapat diakses dengan jelas.

3. Hak Cipta yang Diperbarui: Sistem hukum dan hak cipta perlu diperbarui untuk mencerminkan perubahan dalam dunia seni yang disebabkan oleh AI. Hal ini mungkin termasuk memberikan hak cipta kepada pencipta algoritma AI atau pengguna yang memanfaatkannya.

4. Pendidikan dan Kesadaran Etika: Penting untuk memasukkan pendidikan tentang etika penggunaan AI dalam kurikulum seni. Seniman dan pengguna teknologi perlu memahami implikasi etika dari kreativitas mesin.

5. Regulasi: Beberapa negara dan entitas sudah mulai mengembangkan regulasi terkait dengan penggunaan AI dalam seni. Regulasi ini harus mempertimbangkan kedua aspek teknis dan etika dari penggunaan AI dalam seni.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun