Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan otomatisasi dan kecerdasan buatan telah berlangsung dengan cepat dalam dunia TI. Banyak perusahaan mengalokasikan sumber daya besar untuk teknologi-teknologi ini dengan tujuan menggantikan peran manusia dalam beberapa aspek tata kelola TI. Namun, penting untuk memahami bahwa otomatisasi tidak selalu dapat sepenuhnya menggantikan peran manusia.
1. Keterbatasan Otomatisasi
Konsep otomatisasi memiliki batasan-batasan. Meskipun dapat mengotomatisasi tugas-tugas rutin dan berulang, ia mungkin tidak selalu dapat menggantikan kemampuan manusia dalam membuat keputusan yang kompleks, beradaptasi dengan perubahan, atau menghadapi situasi yang tidak terduga.
2. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Manusia juga memiliki peran penting dalam mengawasi dan bertanggung jawab terhadap sistem-sistem otomatisasi. Mereka memastikan bahwa sistem-sistem otomatisasi beroperasi dengan benar dan mematuhi kebijakan yang berlaku. Selain itu, mereka dapat dianggap bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh sistem-sistem otomatisasi dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
3. Kreativitas dan Inovasi
Manusia membawa unsur kreativitas dan inovasi dalam tata kelola TI. Mereka dapat merumuskan solusi-solusi baru, mengidentifikasi peluang yang mungkin tidak diperhatikan oleh sistem-sistem otomatisasi, dan berkontribusi pada pengembangan strategi TI yang lebih baik.
Memaksimalkan Peran Manusia dalam Tata Kelola TI
Penting untuk memaksimalkan peran manusia dalam tata kelola TI guna mencapai tingkat efektivitas yang lebih tinggi dalam mengelola aset TI di dalam organisasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pendidikan dan Pelatihan
Alokasikan sumber daya untuk pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan karyawan terkait TI. Semakin terampil karyawan dalam mengelola TI, semakin besar kontribusi mereka terhadap tata kelola TI yang efektif.