Mohon tunggu...
Tentang Kita dan Anak
Tentang Kita dan Anak Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Karakter Anak

Talk about #parenting #charactereducation #fitrahbasededucation #techeducation #techenthusiast Pemuda Berdampak 2022 | Peringkat II KTI tentang Pendidikan Karakter Anak | Fasilitator Dampak Sosial Indonesia 2022 | Pegiat Pendidikan Karakter Anak | Awardee Beasiswa Zillenial Teacher 2022 | Awardee Beasiswa IMN 2023 | Awardee Beasiswa kitabisa.com 2023 | Awardee Beasiswa Wardah Inspiring Teacher 2023 | Sustainability Enthusiast | Tech Ethusiast | President of @sekolahinspirasi.id | ICT Teacher of @sekolahglobalmandirijakarta | Character Education Activist of @sekolahguruindonesia

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Keterkaitan Fitrah Seksualitas dengan Fitrah Individualitas Anak bagi Masa Tumbuh Kembangnya

17 Juli 2023   20:53 Diperbarui: 23 Juli 2023   19:11 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal kehidupannya, seorang anak merasa orangtua adalah dunianya. Bucin banget deh pokoknya. Bahkan di usia 0-2 tahun, seorang anak merasa menjadi satu kesatuan dengan pengasuh utamanya. Jangan disangka kalau bayi itu tidak mengerti apa-apa ya. Mereka memang belum paham, tapi tetap merasakan "energi" orangtuanya dan tetap memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Bahkan ada eksperimen yang melibatkan bayi usia 3-24 bulan, yang melihat boneka puppet digerakkan untuk berperilaku "baik" dan "tidak baik". Boneka mana yang banyak dari bayi-bayi itu pilih? Boneka yang "baik".

Kira-kira bagaimana seorang anak perempuan ketika merasakan Ibunya (dunianya) tidak dihargai atau bahkan disakiti? Ada yg merasa tidak berdaya sebagai perempuan, ada yang memendam perasaan tidak nyaman dengan figur laki-laki, ada yg memendam kekuatan yang begitu besar "aku harus melawan, aku ngga mau diinjak-injak kayak gitu" dan berbagai luka persepsi karna salah satu fitrahnya cidera yaitu fitrah seksualitas.

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak sebagai laki-laki atau perempuan sejati sesuai penciptaannya. Femininitas disupply oleh Ibu, maskulinitas disupply oleh Ayah. Seorang anak perempuan membutuhkan 75% supply femininitas dari Ibu dan 25% supply maskulinitas agar menjadi perempuan yang lembut, tapi tidak lembek yang tetap memiliki ketegasan untuk melindungi diri dan memiliki ketangguhan untuk berjuang dalam perannya. 

Sedangkan anak laki-laki membutuhkan 75% supply maskulinitas dari Ayah dan 25% supply femininitas dr Ibu agar menjadi laki2 yg dapat memimpin dengan tegas tapi mampu berempati. Maka penting bagi kedua orangtua untuk "hadir" dalam tumbuh kembang anak, terkhusus di usia 0-7thn hingga lanjut ke usia baligh.

Dan terkait juga dengan fitrah individualitas. Ini sebabnya mengapa dalam konsep fitrah, baik anak laki-laki dan perempuan tetap perlu dirawat fitrah individualitasnya. Tak perlu khawatir akan menjadi istri yang melawan/ membangkang karena seperti yg disampaikan Dr. Gabor Mat, "Kita tidak merespon apa yang terjadi di depan kita, tapi kita merespon apa yang kita persepsikan dari apa yang terjadi".

 Justru seseorang dengan fitrah-fitrahnya yang tumbuh dengan paripurna akan siap menjadi imam sekaligus makmum untuk mampu berkolaborasi dalam kehidupan sosialnya. Karena nyatanya tidak ada seseorang yang selalu menjadi imam ataupun selalu menjadi makmum. Bukankan setiap dari kita adalah pemimpin?

"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. 

Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no.1829)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun