Mohon tunggu...
Tentang Kita dan Anak
Tentang Kita dan Anak Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Karakter Anak

Talk about #parenting #charactereducation #fitrahbasededucation #techeducation #techenthusiast Pemuda Berdampak 2022 | Peringkat II KTI tentang Pendidikan Karakter Anak | Fasilitator Dampak Sosial Indonesia 2022 | Pegiat Pendidikan Karakter Anak | Awardee Beasiswa Zillenial Teacher 2022 | Awardee Beasiswa IMN 2023 | Awardee Beasiswa kitabisa.com 2023 | Awardee Beasiswa Wardah Inspiring Teacher 2023 | Sustainability Enthusiast | Tech Ethusiast | President of @sekolahinspirasi.id | ICT Teacher of @sekolahglobalmandirijakarta | Character Education Activist of @sekolahguruindonesia

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengenali Diri Sendiri (Self Awareness) pada Anak Usia Dini - Optimalisasi Otak Emosi & Otak Logika

4 Juli 2023   21:55 Diperbarui: 4 Juli 2023   22:27 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak yang sering mendapatkan pengabaian emosional maka "otak emosi"nya akan lebih aktif dibanding otak logikanya. Bukan hanya mudah marah, tapi juga emosi lainnya. Pernah lihat ada orang yang mudah iri pada orang lain? Atau pernah baca komentar dipostingan yang bernada membandingkan diri? "Dia sih enak ...., kalau aku ....." Coba direfleksikan, ada apa dengan melihat "kehebatan" orang lain? Bukankah cukup diapresiasi atau dicontoh kebaikannya? Hal ini berkaitan dengan self awareness yang kita miliki.

Disclaimer : tulisan ini hanya sebagai bahan refleksi agar kita semakin mengenali diri sendiri.

Pernah lihat video Nikita Willy (atau artis lainnya) yang begitu terampil mengasuh anaknya, lalu baca komentar-komentarnya?

Kebanyakan nadanya seputar ini :

"Dia sih enak banyak uang, kalau aku ..."

"Biasa aja kali, gw juga kayak gitu cuma ngga divideoin aja"

Terdengar "wajar" sekali ya jaman sekarang komentar seperti ini.

Tapi coba tanyakan ke diri kita. Apa perasaan kita sehingga muncul komentar seperti itu ketika ada "kehebatan" orang lain diapresiasi?

Apakah merasa tersaingi?

Apakah merasa terabaikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun