Mohon tunggu...
Salmana Billah
Salmana Billah Mohon Tunggu... -

Sederhana itu cantik :-)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Imajinatif Menjadi Konkret dan Rasional

19 Mei 2015   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan anak meliputi beberapa aspek, termasuk pemikiran mereka. Pada masa prasekolah, anak usia dini berfikir menggunakan imajinasinya, tanpa melakukan hal-hal yang konkret dan rasional. Berbeda dengan anak usia tengah, mereka telah berkembang menjadi pemikiran yang konkret dan rasional.

Contoh dari perkembangan pikiran mereka ini adalah ketika anak kecil berumur 5 – 6 tahun telah mampu kembali kerumahnya atau telah mampu menghafalkan rute, tetapi belum dapat menggambarkan atau menceritakan rute tsb. Berbeda dengan anak usia tengah, mereka telah mampu menggambarkan dan menceritakan rute tersebut, inilah gambaran pemikiran imajinatif menjadi pemikiran konkret.

Piaget menamakannya sebagai masa operasi konkret, yakni masa berakhirnya berfikiran khayal dan mulai befikir konkret (berkaitan dengan dunia nyata). Menurut Piaget periode ini ditandai dengan tiga kemampuan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengeklompokkan), menyusun, atau mengasiosikan (menghubungkan atau manghitung) angka-angka atau bilangan. Ketiga kemampuan ini, dapat menjadi dasar pengembangan pola pikir atau daya nalarnya. Selain itu, anak diusia oprasional ini juga telah dapat memecahkan problem solving sederhana, dengan kemampuan nalarnya yang semakin berkembang.

Dalam dasar-dasar keilmuannya, ia sudah bisa menghitung, meliputi penambahan, pengurangan, pembagian dan pecahan, ia juga sudah bisa membaca dan menulis. Juga pengetahuan tentang manusia, hewan lingkungan alam sekitar dan sebagainya.

Untuk mengembangkan daya nalarnya, pendidik atau orang tua dapat melatih anak untuk mengungkapkan pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi dilingkunganya, juga dilatih untuk mengemukakan apa yang mengganjal dalam pikirannya.

Semoga Bermanfaat J

Salmana Billah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun