Usia 6-12 tahun adalah masa dimana anak sedang aktif bergerak, disini mereka mengalami perkembangan fisik yang relatif lambat dan konsisten. Perbedaan fisik setiap anak biasanya mengikuti gen dari orang tuanya.
Kita sebagai orang tua, hendaknya memberikan perhatian lebih kepada anak diusia ini, sebab ketika anak berada dalam usia tengah, ia sangat rentan kecelakaan, yang dapat mengakibatkan fisiknya terluka dan membekas hingga ia dewasa. Contoh kecil ia terjatuh ketika ia berlari, pada masa ini, otot tubuh dan tulang anak belum begitu kuat, sehingga cedera menjadi masalah yang akan dihadapinya.
Perkembangan fisik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Adapun perkembangan fisik anak meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
A.Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan Motorik halus biasanya ditandai dengan kecakapan seorang anak, seperti menggambar, menyanyi, menulis atau berhitung. Disini, ia menggunakan otot-otot kecilnya.
Disini, kita bisa memberikan arahan-arahan atau mengfasilitatori anak, dengan memberikan dia media yang menarik, seperti buku, pensil warna atau gambar-gambar angka dan binatang.
B.Perkembangan Motorik Kasar
Jika kita melihat anak diusia ini senang melompat, berlari, berdiri kemudian duduk kembali, atau melakukan permainan yang menghasilkan gerak, maka anak ini sedang mengalami perkembanganan motorik kasar. Proses kematangan motorik kasar ini berbeda-beda, oleh karenanya, pasti terdapat perbedaan diantara satu anak dengan anak yang lainnya, jika anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar ini, hendaknya orang tua lebih sering mengajaknya bermain, sehingga otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.
Dalam proses perkembangan motorik kasar inilah, orang tua harus lebih menekankan perhatiannya kepada anak. Sebab, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka ingatan didalam fikirannya akan mempengaruhi kehidupannya, atau biasa disebut dengan trauma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H