Ku pikir Tuhan telah melenyapkan setan
Manusia telah pandai mencipta setan-setan sendiri
Dan aku, entah dimana aku meletakkan-Nya hari ini
Panggilan kemenangan itu sama sekali tak menyentuh nurani
Kepalaku, helai rambutku, otakku, pikiranku penuh prasangka
Lisanku, gusiku, gigi geligiku seluruh rongga mulutku berdusta
Dadaku, ruas rusukku, paru-paruku, isi hatiku hampa
Kakiku, tanganku, bola mataku, daun telingaku berdosa
Tuhan, masih pantaskah aku Kau sebut hamba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!