Bahasa merupakan salah satu jenis alat komunikasi yang dipunyai oleh manusia. Dengan adanya bahasa kita menjadi makhluk sosial, bahasa juga mencerminkan "kemanusiaan". Inilah yang membedakan manusia denga makhluk lainnya, yaitu manusia diberi kemampuan berbahasa.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk berhubungan sosial dan mengidentifikasi diri. Namun ada sebagian individu yang mengalami kesulitan dalam akuisisi dan pemakaian bahasa yang disebut dengan language disorder.
1. Pengertian Language Disorder
Language disorder adalah salah satu jenis dari gangguan komunikasi (Communication Disorders) dengan gejala individu kesulitan terus menerus dalam pemerolehan dan penggunaan bahasa, baik secara lisan, tertulis, ataupun bahasa isyarat. Karena kekurangan dalam pemahaman atau produksi kosa kata, struktur kalimat yang terbatas dan gangguan wancana.
Kemampuan dan keterampilan berbahasa yang baik dapat dilihat dari kemampuan reseptif, yaitu proses menerima serta memahami pesan bahasa. Dan keterampilan ekspresif, yaitu kemampuan mengungkapkan atau menyatakan pesan bahasa.
2. Penyebab Language Disorder
a. Faktor Perkembangan Awal
Keterlambatan perkembangan pada anak juga menyebabkan gangguan berbahasa, seperti anak-anak yang mengalami down syndrome dan autisme.
Down syndrome atau keterbelakangan mental memperlihatkan adanya kaitan antara kelainan kognitif dengan kesulitan memperoleh kecakapan berbahasa. Penderita down syndrime memiliki kelambatan dalam hal perhatian, ingatan jangka pendek, dan mereka kesulitan dalam memahami semua bentuk makna simbolik. Ini semua memengaruhi kemampuan berbahasa walaupun penderita down syndrome menunjukkan gejala yang beragam. Penderita down syndrome hanya menguasai sedikit kosakata dan ucapannya cenderung pendek dan  tanpa imbuhan atau kata sambung.
Kedua yaitu autisme, pada umumnya penyandang autisme mengalami gangguan pada neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi dan perhatiannya yang kemudian mempengaruhi perilaku. Pada tahap berikutnya akan menghambat dan menganggu signal pancaindera, sampai menghambat perkembangan anak dalam berkomunikasi dan bersosial.
b. Faktor Genetik
Gangguan berbahasa juga disebabkan faktor genetik. Anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan berbahasa kemungkinan akan menurun pada anaknya.
c. Faktor Fisiologis
Gangguan berbahasa juga dapat disebabkan karena adanya gangguan pada organ pendengaran, sehingga membuat individu tidak mampu melakukan fungsi reseptif yaitu menerima atau memahami pesan bahasa. Dan gangguan pada organ bicara, yang membuat individu tidak bisa melakukan keterampilan ekspresif, yaitu mengacu pada produksi vokal, gestur, atau verbal.
Gangguan atau cedera pada otak juga mengganggu kemampuan berbahasa yang disebut afasia. Afasia disebabkan stroke atau cedera kepala, atau munculnya tumor otak.
d. Faktor Lingkungan
Kurangnya interaksi sosial juga dapat menyebabkan gangguan berbahasa. Individu yang pemalu atau enggan berbicara juga bisa terkena gangguan bahasa yang menyebabkan mereka kekurangan kosakata dan tidak bisa melakukan komunikasi sosial. Meskipun indikator sosial bukan diagnostik utama, namun jika terjadi terlalu lama mereka memerlukan rujukan untuk penilaian bahasa lengkap.
3. Dampak Language Disorder
Ada banyak sekali dampak dari language disorder. Kesulitan mengikuti instruksi yang semakin panjang, kesulitan berlatih serangkaian informasi verbal (minsalnya, menginggat nomor telepon) dan kesulitan menginggat urutan suara baru.
Dari gangguan di atas sehingga berdampak juga pada prestasi akademik, kinerja pekerjaan, komunikasi yang efektif, atau sosialisasi
4. Pengobatan Language Disorder
a. Terapi Bahasa dan wicara
Individu yang mengalami language disorder bisa melakukan penanganan dengan terapi bahasa dan wicara. Penanganan tergantung kondisi dan usia penderita. Pada anak-anak biasanya menggunakan pendekatan bermain, bermain peran. Pada orang dewasa biasanya menggunakan metode langsung, yaitu melalui latihan dan praktik.
b. Pengobatan di Rumah
Penanganan di rumah bisa dibiasakan sendiri atau bisa dibantu oleh orang tua. Contoh pengobatan di rumah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemahiran membaca
2. Meningkatkan keterampilan menulis
3. Membentuk percaya diri dan Kepandaian linguistik umum
4. Meningkatkan keterampilan mendengar
c. Terapi Psikologis
Kesulitan dalam memperoleh dan menggunakan bahasa membuat individu tidak bisa berkomunikasi dan bersosial yang bisa saja membuat frustasi atau depresi. Konseling bisa dibutuhkan untuk mengatasi masalah emosional dan perilaku.
Referensi:
American Psychiatric Association. (2013). DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDER DSM-5. (Daring). Tersedia: https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/657/1/Diagnostic%20and%20statistical%20manual%20of%20mental%20disorders%20_%20DSM-5%20(%20PDFDrive.com%20).pdf
Elsa. (2019). Gangguan Bahasa dalam Perkembangan Bicara Anak. (Daring). Tersedia: https://jurnal.umko.ac.id/index.php/elsa/article/download/105/84/168
Abdurrahman., Indah, Rohmani Nur. (2008). Psikolinguistik, Konsep dan Isu umum. Malang: UIN-Malang Press.
Arifuddin. (2010). Neuropsikolinguistik. Jakarta: Rajawali pers.
Khoo, Adam., Lwin, May., Lyen, Kenneth., Sim, Caroline. (2004). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Indonesia: PT MACANAN JAYA CEMERLANG.
Abdullah, Alek., Achmad. (2013). LINGUISTIK UMUM. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H