Mohon tunggu...
SALMAN
SALMAN Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Pendidikan

#Pulang Dengan Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Biru: Awal dari yang Kedua (Sebuah Catatan Perjalanan ke Negeri Napoleon)

27 November 2023   12:24 Diperbarui: 27 November 2023   12:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Pesawatpun landing di Kuala Lumpur dan benar aku harus benar-benar berlari karena waktu yang diberikan tidak sampai satu jam. Ya Allah, barulah kusadari gimana besarnya bandara ini apalagi dari terminal satu aku harus pergi ke terminal dua untuk melanjutkan penerbangan. Kebiasaan yang selama ini suka hunting-hunting foto di bandarapun tak dapat dilakukan karena untuk berganti terminal harus menggunakan bus Shuttle. Dan setelah sampai di terminal dua pun harus segera menuju gate yang telah ditentukan dan jaraknya bukan main jauhnya. Kalo boleh kaki ini berkata ampun mungkin bukan kata ampun saja tapi sudah pada demo ni kaki. Tiba di gate ternyata masih ada waktu untuk menunggu keberangkatan menuju Doha, Qatar.

          Masih menggunakan Maskapai yang sama walaupun dengan nomer penerbangan yang berbeda. Perjalanan ke Qatar memakan waktu tujuh jam, bagiku tidak masalah karena tiga belas tahun yang lalu hampir lebih lama dari ini. Didalam pesawat ini tidak banyak yang bisa dilakukan, selain menikmati sajian hiburan yang terdapat dilayar TV yang ada dikursi depan ya selanjutnya makan yang selalu disediakan oleh Pramugari dan Pramugara. Kulihatin para Pramugara ini, mereka kurasa Pramugara senior karena ku yakin umurnya tidak muda lagi. Tentu bukan umur yang menjadi pemikiranku, tapi kehebatan mereka yang harus jauh dari keluarga yang tentu saja ini tidak mudah. Ntah berapa bulan sekali mereka akan ketemu keluarganya, benar-benar pejuang nafkah dan pahlawan keluarga.

          Tujuh jam pertamapun berlalu dan Ya Salaaam, waktu transit lagi-lagi tidak sampai satu jam. Untuk kedua kalinya aku harus berlari dan benar-benar berlari karena Bandara Doha ini tak kalah luas dan jauhnya daripada di Kuala Lumpur. Namun ketika di Doha tidak terlalu berdebar-debar karena mungkin sudah pengalaman dari transit sebelumnya, pasti masih tersisa waktu. Walaupun demikian tetap saja tidak ada waktu untuk menikmati bandara yang beberapa waktu lalu menjadi tujuan utama penikmat sepakbola dalam ajang Piala Dunia.

          Perjalananpun tetap dilalui selama tujuh jam. Awal sedikit kecewa karena posisi duduk tidak dekat dengan jendela. Sejak di Kuala Namu aku meminta pesanan khusus kursi di dekat jendela karena hobiku ketika naik pesawat tentu mengabadikan momen di luar jendela. Namun petugas menyarankan untuk yang dari Doha ke Paris agar langsung meminta kepada petugas darat yang di Doha untuk merubah posisi dudukku. Tapi aku rada malas menyampaikannya ketika tiba di Doha, kupikir walaupun di lorong ya nikmati saja karena anggap saja pengalaman pertama perjalanan naik pesawat tapi duduk di lorong tengah dan tidak di dekat jendela.

          Wow...ternyata kursi 35F di Qatar Airways tidak seburuk yang kubayangkan. Kursi yang terdapat tepat dibelakang kelas bisnis sebagai jajaran depan kursi bagian ekonomi terdapat banyak kelebihan. Yang utama ialah kalo mau ke kamar kecil tidak perlu melewati orang yang duduk di sebelah. Selain itu terdapat space untuk kaki yang lebar membuat kaki sangat nyaman sekali. Wah kalau begini posisinya ya tidak membuat kecewa walaupun tidak melihat atraksi awan yang berada di luar jendela. Lagipula ini perjalanan malam dan diluar sana hanya terlihat gelap gulita saja.

--- Bersambung ---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun