Mohon tunggu...
SALMAN
SALMAN Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Pendidikan

#Pulang Dengan Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

19 Juni 2023   12:24 Diperbarui: 19 Juni 2023   12:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 dalam perhitungan kalender Hijriyah. Bulan ini memiliki berbagai keistimewaan diantara bulan-bulan lainnya. Salah satu kemuliaan terbesar pada bulan ini ialah pelaksanaan ibadah haji yang hanya disyariatkan pada bulan Dzulhijjah. Selain itu, pelaksanaan ibadah qurban juga disyariatkan pada bulan ini. Dan bulan Dzulhijjah juga termasuk salah satu bulan Haram diantara empat bulan haram lainnya, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:


"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS At-Taubah:36)

Adapun penjelasan keempat bulan haram tersebut dapat kita temukan dalam hadis sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:


"Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram (bulan mulia). Tiga berturut-turut, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan al-Muharram, lalu Rajab (yang selalu diagungkan) Bani Mudhar, yaitu antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim)


Selain keutamaan tersebut, terdapat keutamaan yang khusus diberikan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yaitu dari tanggal 1 sampai dengan 10 Dzulhijjah. Bahkan Rasulullah menyebutkan bahwa perbuatan baik pada sepuluh hari  pertama di bulan Dzulhijjah ini keutamaannya melebihi pahala Jihad fi Sabilillah.

 

"Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?" Beliau menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki keluar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu." (HR Ibnu Majah dan lainnya)

Lalu amal ibadah apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini? Sesungguhnya amal ibadah apapun yang dilakukan akan berlipat ganda nilainya. Dan salah satu ibadah yang sering dilakukan Rasulullah untuk mengisi 10 hari mulia ini yaitu dengan berpuasa, sesuai dengan hadis berikut:


"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan salat 2 rakaat sebelum salat fajar (subuh)." (HR Ahmad dan An-Nasa'i)

Pelaksanaan puasa ini sunnah dilakukan pada tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah bagi yang tidak melaksanakan ibadah Haji. Sedangkan bagi yang melaksanakan ibadah haji sunnah berpuasa pada tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah, sedangkan berpuasa pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah khilaful aula (menyalahi yang lebih utama), bahkan makruh menurut Imam An-Nawawi. Karena ibadah utama bagi yang sedang berhaji adalah wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Lalu pada tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha) diharamkan untuk berpuasa dan disyariatkan untuk memotong hewan qurban sampai dengan hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah).

Diantara ke sepuluh tanggal tersebut terdapat hari yang paling utama yaitu hari Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Berpuasa pada hari ini memiliki keutamaan dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: 


"Puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa dua tahun: satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya." (HR Al-Baihaqi)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun