Sejak korean wave menginvasi Indonesia sekitar 2010 lalu, berbagai macam stigma negatif langsung menancap pada artis K-Pop. Mulai dari cowo cantik, girly, melambai, alay, pemabuk, pemarah dll. Apakha itu pendapat obyektif atau hanya lantaran rasa putus asa karena tak mampu mengimbangi kegantengan para Korea imut ini, tapi penampilan mereka memang meleset dari pakem cowo macho yang pada umumnya jantan berotot.
Untuk para artis cewe korea biasanya melekat label yang tidak kalah negatfnya sepertikerempeng, muka plastik, muka pucat sampai tebar aurat.
Bukannya surut, nyatanya demam korea malah makin menggila, bahkan menular ke bisang lain. Pelatih PSSI Shin Tae Yong juga dari Korea. Jangan jangan nanti muncul K-Soccer. K-Wayang (sudah ada di Yogya), K-Food, K-Fashion atau K K yang lain. Nggak papa deh asal jangan ada K-Menteri atau K-Presiden.
Suka atau tidak nyatanya para korean entertainer ini sukses eksis di tingkat dunia. Logikanya tidak mungkin dong orang sukses perilakunya negatif semua, pasti ada hal -- hal postif teramat amat sangat penting sekali yang dimiliki teman -- teman korea dan mungkin belum kita miliki, dimana sifat itu menjadi kunci utama sebuah kesuskesan.
Nah, sebagai mantan K-poper militan, saya sendiri melihat memang ada nilai positif yang mungkin terabaikan (semoga tidak) oleh teman -- teman K-Popers Indonesia. Padahal hal -- hal inilah yang selayaknya patut dicontoh.
Seperti diantaranya adalah :
- Budaya kerja keras
Banyak drama korea yang berlatar belakang menegnai kerasnya dunia kerja, entah itu perkantoran, toko, restoran, pabrik dll. P4 Pergi Pagi Pulang Petang mewarnai cerita certa drama atau kehidupan para artis korea. Lihat bagaimana mereka berjalan cepat untuk selalu On-Time. Ironi bahwa banyak artis korea yang bunuh diri karena tekanan kerja bisa jadi indikator betapa kerasnya dunia kerja mereka. Malas akan tergilas ! - Memuliakan orang tua, terutama ibu.
Cobalah googling drama korea tentang Ibu, maka akan bertebaran pilihan film mengenai perjuangan Anak -- Ibu. PAda umumnya Ibu Korea atau Uemma digambarkan sebagai sosok yang tabah dan tangguh.
Jangan lupa siapkan tissue sebelum menonton, dijamin bersimbah air mata.
Mata uang terbesar Korea yaitu 50000 won bahkan mengabadikan Saimdang, seorang Ibu dan istri yang terkenal bijaksana dan melahirkan anak anak unggulan.
"Tuhan tidak bisa berada di semua tempat sekaligus, karena itu Dia menciptakan Ibu" keren kan dialog Drakor satu ini ? Jangan diartikan harfiah ya. Mungkin maksudnya mirip dengan kiasan "Surga di bawah telapak kaki Ibu". - Sopan santun dan etika
Lihatlah para artis Korea membungkukkan badan saat menyapa teman, baik dalam film maupun di atas panggung. 3 kata sarat etika juga sering terucap dari para artis ini, yaitu Tolong, Terima Kasih dan Maaf. Paling klepek -- klepek kalau Mas Sehun EXO ngucapin terima kasih pake bahasa Indonesia dipanggung. Walaah bisa terbuai seharian terpesona senyum yang.... Eits stop!... lanjut no 4 - Kompak dalam berkelompok
Boy Band Korea memiliki jumlah anggota lebih banyak dari pada umunnya Boy Band. Super Junior 12 orang, EXO 9 orang, BTS 7 orang, bandingkan dengan boy band bule yang paling banyak Cuma 5 orang. Berkelompok sudah menjadi tradisi orang korea untuk menciptakan suasana yang kompak. Bahkan di Korea ada Istilah saemaul undong yaiutu kelompok masyarakat untuk menjalankan gotong royong dalam lingkungannya. Ini menjadi gerakan populer rakyat Korea untuk senantiasa menciptakan harmonisasi sosial masyarakat.
Mau dong saemaul undong bareng EXO. - Penghargaan kepada Teman
Dalam film maupun berbagai acara TV talk show, pemberian hadiah kepada teman atau orang lain sepertinya sudah sangat lazim, walaupun Cuma berupa souvenir murahan. Memang sih yang namanya penghargaan tidak harus dalam bentuk hadiah, tetapi hadiah merupakan suatu bentuk penghargaan yang mengesankan. Apalagi kalau mahal, makin mengesankan. - Profesional
Memanggil kolega kantor dengan nama jabatan, misal : Bu Direktur Salma (Aamiin), akan memberi kesan lucu saat pertama kali menonton drama korea. Tetapi lama kelamaan jadi hal biasa yang justru memberikan nuansa profesional.
Gila jabatan ?... jangan itunya yang dilihat. Tapi bagaimana orang Korea memberikan porsi keseriusan untuk mengemban amanah sampai dalam hubungan personal.
Nah buat sesama K-popers, masih mau menikmati produk -- produk entertainment korea dari sisi hura -- huranya saja ? Ironis dong ! karena justru nilai -- nilai positifnya inilah yang membuat teman -- teman Korea bisa sekeren ini.
Ambil positifnya tinggalkan negatifnya, Insya Allah akan muncul I-Pop (Indonesia) yang jauh lebih keren.
Hwaiting !!... Semangat !
Salam Salma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H