Mohon tunggu...
Salma Khaerunnisa
Salma Khaerunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

There may be no end to our journey of dreams. So let’s take a break for today

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kobaran Api Menyala di Depan Mata

13 November 2020   07:20 Diperbarui: 26 November 2020   06:23 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah jam berapa, tapi tidak mencapai tengah malam, si jago merah sudah bisa dijinakkan oleh water cannon milik damkar. Mendengar kabar damkar sudah tiba membuat ku tak ingin melihat api diluar lagi, setidaknya aku berharap Damkar cepat mengatasinya. Aku diam didalam rumah ingin menenangkan diri diatas kekacauan ini.

Kebakaran tidak menimbulkan korban jiwa, korbannya adalah toko yang rusak dan hangus beserta keseluruhan isinya dan ditaksir kerugiannya mencapai milyaran rupiah.

Besok paginya, aku menjalani kehidupan seperti biasa. Baru saja aku duduk dikelas, sudah dihujani macam-macam pertanyaan atas kebakaran semalam.

***
Toko Mebel tutup selama seminggu, membereskan kesemrawutan yang ada disana.
Tetapi setelahnya toko buka meski gedungnya masih ada tanda bekas terbakar.

Life must go on, kehidupan harus terus tetap berjalan. Seakan diberi kekuatan, keluarga Bi Yuni dan Nenek Haji membangun kembali toko itu, bahkan merenovasi toko menjadi lebih megah.

5 tahun selepas kejadian itu, Toko Mebel Berlian tetap menjadi primadona didaerahnya.

***

Dokumen Pribadi. Posisi penulis dengan tempat kejadian kebakaran. Tembok yang putih didepan itu merupakan Toko Mebel.
Dokumen Pribadi. Posisi penulis dengan tempat kejadian kebakaran. Tembok yang putih didepan itu merupakan Toko Mebel.
Aku berkaca dari peristiwa ini, bahwa Allah akan selalu menolong hamba-Nya yang sedang kesulitan dan Allah takan memberikan sebuah cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya.Dan juga memberikan pelajaran meskipun kejadian ini sungguh diluar dugaan, kita tak boleh berlarut-larut dalam kesedihan ini. Sedih, menangis wajar, tapi jika kesedihan terus menyelimuti bagaimana kita mau bangkit?

***

Bila ada yang mau melihat kejadiannya kebetulan saya menemukan video rekaman amatir di Youtube yang mengunggah kejadian saat itu.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun