Generasi Z tumbuh di era teknologi sedang berkembang dengan pesat. Internet, media sosial, aplikasi pesan makan, aplikasi transportasi, aplikasi kencan online, dan masih banyak lagi. Bahkan, gen Z di Indonesia menempati posisi teratas yang paling banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di Internet. Rata-rata 7 sampai 13 jam setiap harinya.Â
 generasi z adalah generasi yang sangat akrab dengan yang namanya teknologi , bahkan ada yang sudah kenal dengan teknologi dari kecil. Sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak bagi generasi kita baik secara positif maupun negatif . oleh karena,itulah pendidikan karakter sejak dini diperlukan agar tidak melunturkan jati diri,karakter dan nilai nilai budaya.Â
 pendidikan karakter adalah proses aktivitas yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengarahkan anak dan mengacu pada meningkatkan kualitas moral dan pendidikan.Â
pendidikan karakter menjadi bentuk upaya kolektif guna membantu orang lain dalam peduli, memahami, dan melakukan tindakan sebagai suatu landasan etik. Ini artinya memberikan dukungan pada seseorang untuk menunjukkan perilaku positif, misalnya jujur, memiliki tanggung jawab, juga menghargai orang lain.Â
generasi z juga harus diberi pemahaman dalam penggunaan media sosial . hal itu harus dibiasakan dengan etika dan norma sosial dalam penggunaan media digital diantaranya berpikir sebelum komentar, menghormati waktu orang lain serta menggunakan bahas yang baik sopan serta santun.Â
pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter selain untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani) dan juga secara optimal . pendidikan karakter merupakan fondasi besar bagi generasi z untuk mewujudkan cita-cita Indonesia emas 2045.
Pendidikan karakter bisa dimulai dari diri sendiri dengan sopan santun, menghormati orang yang lebih tua, dan toleransi
Salah satu dampak berbahaya teknologi bagi generasi z adalah Cyberbullying ya ya yang bisa berpengaruh kepada kesehatan psikis anak. Menurut UNICEF aksi cyber bullying meliputi, kegiatan mengujarkan kata-kata kebencian, mengejek, menghina, dan menyebarkan kebohongan pada unggahan foto atau video seseorang di akun media sosialnya. Bisa juga dengan mengirimkan pesan jahat atau ancaman kepada orang lain dengan menggunakan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang, Serta menghasut orang lain.Â
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan gen Z adalah pelaku dari kasus cyber bullying ini, apalagi setelah pandemi covid 19.
Untuk mencegah dampak negatif dari perkembangan teknologi inilah Maka diperlukan adanya, penyuluhan dari dinas terkait. Tak hanya itu orang tua juga harus memantau anak-anak mereka saat belum cukup umur untuk bermain gedget. Orang tua harus memiliki waktu yang cukup untuk anak mereka,menghabiskan waktu bersama, deep talk dengan anak mereka agar terbangunnya koneksi emosional, saling memahami, dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam .Â
selain itu Sekolah juga bisa menerapkan penguatan pendidikan karakter(PPK) sejak dini. Kegiatan PPK itu antara lain :
1.upacara bendera, setiap peringatan hari-hari besar.Â
2.Bekerjasama dalam pembelajaran seperti bekerja Kelompok
3.musyawarah untuk mencapai mufakat dalam organisasi sekolah
Ada beberapa hal yang menjadi penghambat penguatan pendidikan karakter antara lain yaitu:
1) kurang terampilnya pendidik dalam menyelipkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran
 2) sekolah terlalu fokus mengejar target-target akademik
3) kurangnya kesadaran diri sendiri
4.) lingkungan sekitar yang tidak mendukung
5) Kurangnya peran orang tua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H