aku pelajar pagelaran
berdiri dengan tangan gemetarÂ
membacakan seonggok kata kiasan
dengan lantang dan tak gentar
sekolah ku landasan takut
mirintih harus mengikutÂ
dengan rapuh saling menyikut
oleh peraturan akutÂ
melahirkan para pengecut
tempat aku dudukÂ
tempat kacung menunduk
tempat murid mengangguk
disekat bilik batu
di kokohkan kayu,paku dan  pintu
merogoh kocek saku bapakku
padahal ilmu tak sekedar buku
di isi egosentris
di banding si paling kritis
mengutamakan gelarÂ
di banding nalar
memprioritaskan kesuksesan
di banding kemanusiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H