Mohon tunggu...
Siti salmah
Siti salmah Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

salmah,hanya seorang ibu dan seorang istri.tapi tetap punya kepribadian...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kehidupan Selanjut nya

21 Januari 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


***


Di pelataran agung yang lain, mahsyar bagi orang-orang beriman dan beramal saleh, terlihatlah mereka, dengan seizin Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dimasukkan ke dalam surga, hunian taman-taman indah yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas di dalam hati, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Ucapan penghormatan mereka dalam taman abadi itu adalah "salam", sejahtera dari segala bencana. Sejak hari itu tak ada lagi segala macam dendam yang berada dalam dada, dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada surga ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang para rasul Tuhan kami, membawa kebenaran."


Ketika itulah saat paling bahagia bagi mereka yang telah memasrahkan seluruh hidupnya kepada aturan Tuhan, usai melalui prosesi hisab, penghitungan amal yang begitu mencemaskan. Saat penuh suka cita menjelang hunian keabadian, hari itu diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang diwariskan kepada kalian, disebabkan apa yang dahulu kalian amalkan!"


Pintu-pintu cahaya telah dibuka, wajah-wajah bercahaya telah mengembangkan senyum ceria, penuh bahagia. Cahaya di dalam hati mereka, cahaya pada ucapan mereka, cahaya pada pendengaran mereka, cahaya pada pikiran mereka, cahaya pada perasaan mereka, dan cahaya pada setiap bagian tubuh mereka. Merekalah orang-orang yang tercerahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun