Mohon tunggu...
Salma Farah
Salma Farah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia

Seorang mahasiswi ilmu komunikasi di UAI

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Pindah ke Metaverse, Negara Tuvalu Terancam Tenggelam!

20 Juli 2023   15:49 Diperbarui: 20 Juli 2023   15:53 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.reuters.com/world/asia-pacific/tuvalu-sinking-pacific-fears-becoming-superpower-pawn-2022-05-13/

Tuvalu is sinking” adalah ungkapan untuk dampak perubahan iklim yang terjadi pada kepulauan kecil di garis depan pemanasan global yang terjadi. Sebuah negara Polinesia yang terletak di Oseania, Tuvalu tidak lebih dari sebuah titik di samudra Pasifik, di antara Hawaii dan Australia. Negara terkecil keempat di dunia, Tuvalu merupakan rumah bagi 12.000 orang, yang sebagian besar tinggal di pulau terbesar Fongafale, yaitu tempat mereka bertemu, berkumpul, dan melakukan aktivitas. Jika di totalkan, luas lahan Tuvalu kurang dari 26 km persegi.

Sudah dua dari sembilan pulau Tuvalu berada di ambang kehancuran. Hal ini diakibatkan karena adanya kenaikan air laut dan erosi pantai. Sebagian besar pulau berada hampir tiga meter di atas permukaan laut dan pada titik tersempitnya, Fongafale membentang hanya 20m.

“The sea is eating all the sand,” Ucap Frank (32) yang merupakan penduduk setempat.

“Before, the sand used to stretch out far, and when we swam we could see the sea floor, and the coral. Now, it is cloudy all the time, and the coral is dead. Tuvalu is sinking.”

Banyak yang mengatakan bahwa penduduk setempat mengalami mimpi buruk karena mengingat air laut yang akan segera melahap mereka untuk selamanya dan bukan hanya sebagai ketakutan yang jauh dalam tidur mereka, tetapi oleh generasi berikutnya. Para ilmuwan memprediksi Tuvalu sudah tidak dapat dihuni dalam 50 hingga 100 tahun mendatang. Penduduk setempat mengatakan, mereka merasa itu bisa lebih cepat dari prediksi.

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengklasifikasikan Tuvalu sebagai negara miskin sumber daya, negara paling tidak berkembang, yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Tanah yang keropos dan asin telah membuat tanah hampir sama sekali tidak berguna untuk ditanami, menghancurkan tanaman pokok pulaka dan menurunkan hasil panen berbagai buah dan sayuran.

Negara lainnya mungkin masih memiliki waktu untuk Bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dari ancaman krisis iklim, tapi tidak dengan Tuvalu. Tuvalu sudah kehabisan waktu untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Tuvalu Simon Kofe mengumumkan bahwa kondisi ini memaksa Tuvalu untuk menjadi "negara digital" pertama di metaverse. Langkah ini dilakukan demi melestarikan sejarah dan kebudayaan Tuvalu, sekalipun nanti daratan negara tersebut akan tenggelam.

"Our land, our ocean, our culture are the most precious assets of our people and to keep them safe from harm, no matter what happens in the physical world, we will move them to the cloud," ucap Kofe di depan para pemimpin negara.

Dalam video pidato nya, ia terlihat sedang berdiri di atas hamparan pasir putih di sebuah pulau kecil. Namun ternyata saat kamera melakukan zoom out, Kofe ternyata sedang berdiri di sebuah pulau digital yang merupakan gambaran dari Teafualiku—sebuah pulau kecil di bagian utara Tuvalu yang kemungkinan besar akan tenggelam akibat krisis iklim.

Pada ajang COP26 tahun 2021, Simon Kofe menyampaikan pidatonya dengan berdiri di dataran Tuvalu yang sudah terendam air laut. Namun sayangnya, bantuan tak kunjung datang bagi Tuvalu. Hingga akhirnya Kofe menjelaskan bahwa negara harus mengambil tindakan sendiri - termasuk membuat versi virtual negara di metaverse, karena pesannya pada pertemuan tersebut tidak diperhatikan oleh dunia.

"Since COP26, the world has not acted and so we in the Pacific have had to act. We've had to take our own precautionary steps with a Future Now project. As our land disappears, we have no choice but to become the world's first digital nation," Ucap Kofe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun