Laos memulai hubungan bilateralnya dengan Vietnam pada tanggal 5 September 1962. Bak pinang dibelah dua, kedua negara ini memiliki banyak kesamaan, khususnya di bidang sosial dan budaya. Kesamaan tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh letak geografis yang berdekatan, sehingga wilayah di Laos maupun Vietnam sama-sama dialiri Sungai Mekong dan Gunung Truong Son yang berdiri tegak di beberapa wilayah keduanya. Tak heran jika bermulanya hubungan bilateral Laos dan Vietnam menjadi salah satu sejarah penting dalam dunia internasional. Untuk membuat hubungan bilateral tersebut berkembang secara komprehensif, pada 18 Juli 1977 Laos dan Vietnam menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama. Perjanjian tersebut selanjutnya akan membantu Laos dan Vietnam untuk terus memperkuat hubungan bilateralnya dan membangun tanah airnya bersama-sama.
Enam dekade kemudian, pada 28 Oktober 2022, sebuah pertemuan diagendakan di Provinsi Khammouane (Laos) untuk memperingati ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik antara Laos dan Vietnam. Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Komite Partai dan Gubernur Khammouane, Vanxay Phongsavane menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap pemerintah dan masyarakat Vietnam atas dukungan mereka terhadap Laos selama berjuang untuk memerdekakan diri di masa lalu. Kemenangan besar revolusi Laos dan aliansi pertempuran Vietnam-Laos pada umumnya, telah menghasilkan penandatanganan Perjanjian Internasional tentang Netralitas Laos pada tanggal 23 Juli 1962, yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Laos. Dalam fase pembangunan sosial-ekonomi, Vietnam dan Laos menandatangani Amity and Cooperation Treaty pada 18 Juli 1977, yang menunjukkan komitmen kedua negara untuk bekerja sama dan saling mendukung dalam pembangunan nasional dan proses perlindungan kedaulatan.Tak hanya itu, Vietnam juga berkontribusi terhadap pembangunan Laos di masa kini.
Agustus 2022, kedua negara menyaksikan tonggak penting lainnya dalam hubungan unik mereka, ketika Presiden Vietnam menyerahkan gedung Majelis Nasional ke Laos selama kunjungan kenegaraannya ke negara tersebut. Konstruksi, dengan modal investasi hampir US$112 juta, selesai dalam tiga tahun sejak Juli 2018 dan tetap menjadi proyek dengan nilai tertinggi hingga saat ini yang dipersembahkan oleh Partai, Negara, dan rakyat Vietnam kepada Partai, Negara, dan rakyat Vietnam. Laos.
Kontribusi Vietnam terhadap Laos terus berkembang melalui mekanisme kerja sama bilateral. Dalam bidang ekonomi, budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Vietnam bertahan di posisi investor terbesar ketiga di Laos. Total proyek FDI (foreign direct investment) nya mencapai 200 dengan nilai lebih dari USD 5 miliar. Pada delapan bulan pertama tahun 2022, ada tiga proyek tambahan dengan total modal sebesar USD 65,92 miliar. Sebelumnya pada tahun 2021, modal investasi dari Vietnam ke Laos mencapai USD 118,3 juta--meningkat 33,3 persen dari tahun sebelumnya. Adapun perusahaan Vietnam yang berinvestasi di Laos bekerja di sektor-sektor seperti pertambangan, pembangkit listrik tenaga air, pertanian, dan energi. Sebagian besar perusahaan Vietnam yang berdiri di Laos berada di provinsi-provinsi bagian Selatan, seperti di Savannakhet dan Attapeu.
Salah satu perusahaan yang banyak memberikan kontribusi positif adalah perusahaan karet di Attapeu. Sejumlah proyek penanaman karet provinsi Attapeu, Laos selatan, telah memberikan hasil yang positif sejak tahun 2008, memberikan kontribusi bagi pembangunan sosial-ekonomi bagi Laos. Oleh karena dampaknya yang baik, otoritas provinsi telah memberikan izin kepada lima perusahaan Vietnam untuk menanam pohon karet dan membangun pabrik pengolahan karet di empat kabupaten sejak 2008. Kini, Attapeu menjadi rumah bagi lebih dari 15.564 hektar budidaya karet yang menghasilkan rata-rata 46.531 ton getah. Penjualan ke luar negeri menghasilkan lebih dari USD 23 juta setiap tahun.
Lantas, apakah dampak investasi asing atau FDI bagi pertumbuhan pembangunan di Laos?Â
Selama lebih dari 15 tahun, FDI telah menjadi pemberi kontribusi utama bagi pertumbuhan ekonomi Laos yang signifikan. Produk Domestik Bruto (PDB) di Laos meningkat 3,5% YoY (year on year) pada Desember 2021, menyusul pertumbuhan 3,3% pada tahun sebelumnya.
Data Pertumbuhan PDB Riil YoY di Laos diperbarui setiap tahun, tersedia dari Desember 2003 hingga Desember 2021, dengan tingkat rata-rata 7.2 %. Data tersebut mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 9,3% pada Desember 2007 dan rekor terendah sebesar 3,3% pada Desember 2020. Economist Intelligence Unit memperkirakan bahwa PDB Laos akan meningkat sebesar 3,3% pada tahun 2023, yang salah satunya didukung oleh peningkatan perdagangan lintas batas yang didukung oleh jalur kereta api Laos-Tiongkok. Inflasi harga konsumen yang tinggi, harga bahan bakar domestik yang tinggi, dan kemungkinan kekurangan pangan akan membebani keuangan rumah tangga di awal tahun 2023, sehingga memangkas konsumsi swasta.Â
Sebagai negara yang pernah mendapat predikat negara tertinggal di era 90an, Laos kini telah banyak berbenah dan melakukan perubahan. Keterbukaannya terhadap dinamika ekonomi global menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonominya yang melaju dan mulai menyamai langkah negara lain, meskipun belum bisa mengungguli. Namun, salah satu faktor yang layak mendapat sorotan adalah hubungan bilateralnya dengan Vietnam yang terus dipupuk dan banyak mendatangkan manfaat. Bahwa sebuah kesamaan dan nasib sepenanggungan bisa mendatangkan banyak keuntungan apabila dikelola dengan sebaik mungkin. Laos dan Vietnam merupakan contoh hubungan bilateral yang menjadi contoh baik di regional Asia Tenggara dan bahkan dunia.
Referensi: