Mohon tunggu...
Salma Faiqah Anggraeni
Salma Faiqah Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030071

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030071

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Jenis-jenis Pelecehan Seksual agar Dapat Menghindari Pelecehan

24 Juni 2021   14:51 Diperbarui: 24 Juni 2021   15:25 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Pelecehan Seksual (sumber: geotimes.com)

Pelecehan seksual atau biasa dikenal sexual harassment, adalah tindakan seksual yang tidak diinginkan siapapun. Pelecehan seksual bisa terjadi dimana pun dan kapan pun dan dapat terjadi oleh siapa saja, bahkan melalui media sosial sekalipun!

Pelecehan seksual lebih sering terjadi kepada perempuan, dimana mengingat banyak orang yang beranggapan kedudukan laki laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Terlebih lagi perempuan juga sering terkena dampak teori bungkam, dimana semua hal yang dilakukan dan ditujukan kepada perempuan dianggap lazim, termasuk pelecehan seksual pun di normalisasi. Terori itu menjadikan korban yang terkena serangan atau dampak menjadi tidak berkutik dan hanya bisa diam.

Pelecehan seksual sebenarnya bukan hanya semata mata tentang seks, namun inti dari masalah pelecehan seksual adalah penyalahgunaan kekuasaan atau otoritas, namun kadang pelaku sering berdalih bahwa hal yang dirinya lakukan adalah bentuk dari ketertarikan maupun hal hal yang merujuk keinginan romantis semata. Padahal jika tidak ada kesepakatan antar pihak dan mengandung seksualitas, hal itu sudah tergolong dalam pelecehan seksual.

Pelecehan bisa dikelompokan secara besar, yaitu dilakukan dengan cara verbal maupun non verbal. Pelecehan non verbal adalah pelecehan yang biasanya berbentuk secara perlakuan atau tindakan secara kontak fisik yang berbau seksualitas, seperti menyentuh secara paksa. Lalu pelecehan verbal adalah pelecehan yang dilakukan dengan cara lisan, sering sekali pelecehan verbal terjadi dalam bentuk yang terselubung dan dianggap sebagai bahan candaan.

Maka dari itu seringkali banyak orang yang tidak menyadari pelecehan seksual yang terjadi secara verbal karena biasanya pelecehan verbal dilakukan dalam konteks yang terkesan bercanda. Misalnya seperti siulan, hal ini sebenarnya sudah tergolong kedalam pelecehan seksual. Hal ini sudah dianggap biasa dan terkesan bercanda oleh kebanyakan orang, padahal siulan sudah termasuk kedalam pelecehan verbal. Terlebih lagi jika sang korban sudah merasa tidak nyaman dan merasa terancam terhadap tindakan tersebut.

Banyak orang yang menganggap bahwa pelecehan seksual adalah hal yang merujuk ke arah pemerkosaan. Namun kenyataanya bahwa tidak selamanya pelecehan seksual berbentuk pemerkosaan, ada banyak sekali jenis-jenis pelecehan seksual. Maka dari itu mari kenali jenis-jenis pelecehan seksual agar dapat menghindari pelecehan seksual yang terjadi pada diri kita.

Jika digolongkan menurut kategorinya pelecehan seksual dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :

1. Pelecehan Gender

Pernyataan atau perilaku tentang seksis yang bertujuan untuk menghina atau merendahkan gender lain, misalnya jika perkataan yang mengina, atau bahkan gambar maupun tulisan yang merendahkan suatu gender lain. Hal ini juga bisa terjadi ketika sedang mengeluarkan lelucon tentang seks atau humor yang mengandung nilai cabul yang ditujukan kepada perempuan maupun laki-laki.

2. Perilaku Menggoda

Perilaku yang mengandung seksualitas atau perilaku seksis yang menyinggung, tidak pantas dan tidak diinginkan yang dilakukan dengan cara ajakan secara terus menerus dan terkesan memaksa. Contohnya ketika seseorang mengajak secara berulang ulang ajakan seksual tanpa kesepakatan atau bahkan tidak diingikan, lalu memaksa untuk menemani makan malam, minum, atau bahkan kencan. Bisa juga dilakukan dengan perlakuan seperti mengirim pesan dan panggilan telepon secara terus menerus dan tak henti-henti meskipun sudah ditolak, dan masih banyak ajakan ajakan lainya.

3. Penyuapan Seksual

Penyuapan seksual adalah permintaan atau ajakan tentang aktivitas seksual atau perilaku yang terkait seks dengan memberikan embel-embel atau janji berupa imbalan yang akan diberikan. Hal ini biasanya akan dilakukan secara terang-terangan atau bahkan bisa dilakukan secara halus.

4. Pemaksaan Seksual

Pemaksaan dalam aktivitas seksual maupun perilaku yang terkait seks lainya dengan cara memberikan pemaksaan dan ancaman hukuman. Misalnya jika seorang atasan yang mengancam akan memberikan evaluasi kerja yang negatif, pencabutan promosi kerja, ataupun pemecatan pekerjaan atau bahkan sampai ancaman pembunuhan.

5. pelanggaran seksual

Pelanggaran seksual berat dengan cara melakukan kontak fisik seperti menyentuh, meraba, merasakan, meraih dengan cara paksa. Pelanggaran seksual juga juga bisa dilakukan seperti penyerangan seksual

Jika digolongkan menurut perilakunyanya pelecehan seksual dapat dibagi menjadi 10 jenis, yaitu :

1. Komentar seksual tentang tubuh Anda

2. Ajakan seksual

3. Sentuhan seksual

4. Grafiti seksual

5. Isyarat seksual

6. Lelucon kotor seksual

7. Menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain

8. Menyentuh diri sendiri secara seksual di depan orang lain

9. Berbicara tentang kegiatan seksual sendiri di depan orang lain

10. Menampilkan gambar, cerita, atau benda seksual

Namun tidak sedikit pula orang yang mempunyai anggapan atau pikiran seperti "jika tidak ingin dilecehkan jangan pakai pakaian yang terbuka". Apakah pakaian menjadi faktor utama pelecehan? Nyatanya tidak, terbukti bahwa pelecehan dapat terjadi pada siapapun bahkan kepada orang yang memakai pakaian sangat tertutup sekalipun.

Maka dari itu mari ubah pola pikir kita menjadi bahwa setiap orang berhak menjalani kehidupan mereka masing-masing termasuk berpakaian, dan setiap orang diharuskan diharuskan menjaga mata dan lisan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dingginkan. Karena pada kenyaatanya mata kita lah yang seharusnya kita jaga sendiri, karena melakukan kerlingan atau lirikan kepada seseorang pun sudah termasuk pelecehan seksual dengan cara menggunakan bahasa atau gerak tubuh.

Namun kerlingan mata sering dianggap biasa, padahal kerlingan berulang kali dan memandangi seseorang secara terlau dalam dan membuatnya tidak nyaman sudah bisa dikategorikan pelecehan seksual dengan cara verbal.

Ketika anda mengalami pelecehan seksual cepatlah meminta bantuan kepada orang terdekat, seperti meminta dukungan. Namum hanya Anda yang dapat mengevaluasi masalah dan memutuskan respon terbaik. Dan yang paling penting adalah jangan sesekali menyalahkan diri Anda sendiri atas masalah yang terjadi, karena ini bukan salah Anda. Tempatkan kesalahan pada tempatnya, yaitu di orang yang telah melecehkan Anda. Menyalahkan diri sendiri dapat menyebabkan Overthingking sampai bisa menyebabkan depresi dan hal itu tidak akan membantu Anda dalam menghadapi situasi.

STOP pelecehan seksual, mari saling menghargai satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun