Dukuh Tanen di Kemuning, Jawa Tengah, adalah sebuah kawasan yang kaya akan potensi alam, salah satunya adalah budidaya sereh dapur. Selama beberapa waktu terakhir, saya dan TIM HIBAH MBKM UNS berkesempatan mengikuti berbagai tahapan dalam pengelolaan sereh dapur, mulai dari perawatan lahan, penyiangan, pencacahan, destilasi, oemanfaatan limbah destilasi, hingga sosialisasi kepada masyarakat. Pengalaman ini membuka wawasan tentang betapa besar potensi sereh dapur untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat jika dikelola dengan baik dan dipasarkan secara efektif.
Pengolahan sereh dapur belum optimal karena sebagian besar petani lebih suka menjual batang sereh di pasaran dan daunnya sering terbuang atau tidak dimanfaatkan. Sereh dapur merupakan tanaman dengan berbagai manfaat. Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses destilasi sereh dapur memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal maupun internasional. Minyak ini banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik, aromaterapi, hingga farmasi. Selain itu, tanaman sereh dapur relatif mudah ditanam, menjadikannya pilihan ideal untuk masyarakat agraris seperti di Dukuh Tanen. Disisi lain, limbah destilasi  dapat diolah menjadi pupuk organik untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Proses Pengelolaan Sereh Dapur
Berikut adalah tahapan yang saya ikuti selama mengelola sereh dapur:
Perawatan lahan, melibatkan persiapan lahan agar siap untuk penanaman. Lahan yang digunakan diberi pupuk, bebas dari gulma, dan memiliki sistem irigasi yang baik untuk memastikan pertumbuhan sereh dapur yang optimal.
Penyiangan, dilakukan secara berkala untuk menjaga agar tanaman sereh dapur tidak terganggu oleh gulma untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah.
Pemanenan dengan memperhatikan umur tanam sereh.
Pencacahan dilakukan dengan mencacah daun-daunnya  menjadi potongan-potongan kecil untuk mempermudah proses destilasi.
Destilasi, dilakukan untuk mengekstrak minyak atsiri dari daun sereh dapur. Proses ini menggunakan teknik penyulingan uap, dimana daun sereh dipanaskan sehingga menghasilkan uap yang mengandung minyak atsiri. Uap tersebut kemudian didinginkan untuk memisahkan minyak dari air.
Pembuatan pupuk dari limbah destilasi, bertujuan untuk memaksimalkan potensi sereh dapur agar tidak menjadi sampah yang mencemari.
Sosialisasi, Â aktivitas teknis, saya juga berkesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat sereh dapur, teknik destilasi, dan perawatan sereh dapur, penggunaan media online untuk meningkatkan kualitas literasi petani, teknik pembuatan pupuk organik dari limbah destilasi, pembuatan website untuk meningkatkan branding Dukuh Tanen.
Strategi Branding untuk Peningkatan Ekonomi
Agar potensi minyak atsiri dari sereh dapur dapat mendongkrak perekonomian masyarakat Dukuh Tanen, strategi branding yang kuat sangat diperlukan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Memanfaatkan media sosial seperti platform seperti Instagram untuk mempromosikan produk dengan mengunggah foto dan video tentang serangkaian proses pengelolaan sereh dapur serta manfaat minyak atsiri untuk menarik perhatian konsumen.
Mengikuti pameran produk lokal di event Festival  MBKM UNS 2024 untuk memperkenalkan produk minyak atsiri kepada pasar yang lebih luas.
Edukasi konsumen dengan memberikan informasi tentang manfaat minyak atsiri sereh dapur melalui blog, brosur, atau video edukasi dalam rangka meningkatkan kesadaran konsumen terhadap nilai produk dan mendorong mereka untuk membeli.
Destilasi sereh dapur adalah salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Dukuh Tanen, Kemuning, Jawa Tengah. Dengan pengelolaan yang baik, kegiatan sosialisasi yang intensif, dan strategi branding yang tepat, potensi ini dapat dikembangkan menjadi sumber penghasilan utama yang berkelanjutan. Saya berharap pengalaman ini tidak hanya memberikan manfaat bagi diri saya pribadi, tetapi juga bagi seluruh masyarakat di sekitar saya.
Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah melalui potensi lokal !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H