Mohon tunggu...
Salma AzizahSalsabila
Salma AzizahSalsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya merupakan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Penerapan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Dalam Manajemen Pendidikan di Abad ke-21

4 November 2024   10:31 Diperbarui: 8 November 2024   20:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Salma Azizah Salsabila

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelas MPI 5 E

Hadirnya Sekolah Islam Terpadu memberikan angina segar dalam dunia pendidikan yang menunjukkan keunggulan dalam mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman pada abad ke-21. Ditengah persaingan yang ketat, SIT menawarkan alternatif pendidikan yang komprehensif. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa masalah atau kesenjangan yang perlu diatasi agar SIT tetap relevan dan efektif. Masalah tersebut dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan SIT.

Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk dibahas agar SIT dapat melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan dengan memperhatikan beberapa masalah kesenjangan yang mungkin dihadapi. San Mikael Sinambela dan rekan-rekannya mengidentifikasi tiga kesenjangan utama dalam pendidikan, yaitu: kesenjangan akses, kesenjangan keterampilan, dan kesenjangan kualitas pembelajaran

Pertama, Kesenjangan Akses. Kesenjangan akses merujuk pada perbedaan dalam kemampuan individu untuk mengakses teknologi digital yang diperlukan dalam pendidikan. Hal ini mencakup infrastruktur internet, perangkat keras, dan perangkat lunak yang tidak merata di antara berbagai individu dan kelompok. Di banyak daerah, terutama pedesaan dan terpencil, akses terhadap perangkat teknologi seperti komputer dan koneksi internet yang stabil masih sangat terbatas. Akibatnya, siswa yang tidak memiliki akses yang memadai mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi dan layanan pendidikan yang diperlukan untuk bersaing di dunia kerja. Kesenjangan ini berpotensi memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di masyarakat.

Kedua, Kesenjangan Keterampilan. Kesenjangan keterampilan mengacu pada perbedaan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Banyak siswa tidak memiliki keterampilan digital yang memadai untuk memanfaatkan teknologi secara efektif dalam proses belajar mengajar. Hal ini mencakup kemampuan menggunakan perangkat keras dan lunak serta memahami cara mengakses informasi secara online. Dalam konteks ini, siswa yang tidak memiliki akses yang setara terhadap teknologi akan kesulitan mengikuti pembelajaran yang interaktif dan efektif. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan keterampilan digital siswa agar mereka dapat bersaing di era digital.

Ketiga, Kesenjangan Kualitas Pembelajaran. Kesenjangan kualitas pembelajaran merupakan masalah lain yang signifikan. Terdapat perbedaan besar dalam kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di berbagai wilayah, terutama di daerah terpencil. Kualitas pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh akses terhadap teknologi, tetapi juga oleh konten pendidikan yang tersedia serta kemampuan guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Siswa yang tidak memiliki akses ke sumber daya pendidikan berkualitas atau tidak didukung oleh guru yang kompeten akan mengalami kesulitan dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini semakin memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi antara kelompok-kelompok masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, Sekolah Islam Terpadu harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui pengurangan kesenjangan akses, keterampilan, dan kualitas pembelajaran. Dengan upaya kolaboratif dari semua pihak terkait, kita dapat memastikan bahwa pendidikan di SIT tetap relevan dan efektif bagi generasi mendatang. Pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan tetapi juga tentang menciptakan kesempatan bagi semua individu untuk berkembang dan berkontribusi pada masyarakat secara keseluruhan.

 *)Tulisan ini disajikan dari Bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu Part 1  Paradigma Baru Sekolah Islam Terpadu (SIT) Dalam Pengembangan Manajemen Pendidikan Abad 21 (Tugas 12 September 2024), Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. A. Rusdiana, M.M

Salma Azizah Salsabila; lahir di Garut, pada tanggal 07 September 2003, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Ade Hadi dan Ibu Kokom Komariah. Alamat tempat tinggal saat ini di Jalan Kosambi Gudang Sikat RT 002 RW 002 No. 10 Kelurahan Pasir Biru, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, 40615. No Hp : 089687897374 Email : salmaazizahsalsa07@gmail.com

Pendidikan: Sekolah Dasar/SDN Sakawayana 2 lulus tahun 2015, Sekolah Menengah Pertama/Mts Ma’arif 1 Malangbong lulus tahun 2018, Sekolah Menengah Atas MA Ma’arif 1 Malangbong lulus tahun 2021 dan sekarang kuliah di Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan MPI S1.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun