Mohon tunggu...
Salma Ayuning Triana
Salma Ayuning Triana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Realisasi Kurikulum Merdeka Memberikan Dampak Positif bagi Siapa?

17 Oktober 2023   23:00 Diperbarui: 17 Oktober 2023   23:09 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Kurikulum Merdeka dilaksanakan pada saat Indonesia sedang mengalami krisis pembelajaran dan menurunnya keterampilan siswa akibat terhentinya pembelajaran tatap muka (learning loss). Sebagaimana kita ketahui, sejak adanya pandemi Covid-19 pendidikan teknik terapan mulai berkembang, yang awalnya proses pembelajarannya beralih dari pembelajaran luring (off-grid) menjadi daring (on-grid), fenomena ini membawa perubahan dalam pembelajaran siswa, pengajaran guru dan bimbingan orang tua (guide).

Dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kurikulum Dalam Rangka Pengembangan dan Pemulihan Pembelajaran (2022), hal tersebut merupakan bentuk dukungan penuh dalam menyempurnakan kurikulum di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian, melalui tegaknya Pancasila. Peserta didik yang bersifat pemikir kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, gotong royong dan mempunyai keberagaman global melalui pelaksanaan Kurikulum Merdeka .

Lantas apakah program riset Kurikulum Merdeka yang dijalankan saat ini sudah sejalan dengan tujuan pemerintah?

Kurikulum Merdeka menjadi pilihan sekolah yang siap menghadapi pandemi dimulainya kembali pembelajaran pada tahun 2022 hingga 2024. Namun, sekolah yang enggan melaksanakan program kurikulum merdeka mempunyai pilihan lain, seperti tetap menggunakan program tahun 2013 atau melanjutkan program darurat hingga tinjauan program pemulihan selesai. 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Iptek menjelaskan kelebihan dan kekurangan program kurikulum merdeka (2021b). ) berfokus pada konten penting dan mengembangkan keterampilan siswa di setiap tahap. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih dalam, lebih bermakna, dan menjadi lebih senang. Pembelajaran menjadi lebih relevan dan interaktif dengan kegiatan proyek, meningkatkan peluang untuk terlibat aktif dengan isu-isu dunia nyata seperti isu lingkungan kesehatan, dan mendukung pengembangan profil karakter dan keterampilan siswa.

Tujuan pembelajaran ini adalah untuk memperkuat keterampilan membaca, menulis, dan berhitung serta pengetahuan mata pelajaran individu siswa. Tahapan atau tingkatan perkembangan sendiri mengacu pada hasil belajar yang perlu dicapai siswa sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhannya. Kurikulum merdeka ini menawarkan kebebasan dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru dan sekolah memiliki kebebasan untuk memutuskan gaya belajar yang sesuai.

Menurut Sherly dkk (2020), Program Merdeka berbeda dengan program tahun 2013, didasarkan pada konsep "merdeka belajar". Artinya memberikan kebebasan kepada sekolah, guru, dan siswa untuk berinovasi, belajar mandiri, dan berkreasi. kreatif. 

Kebebasan ini dimulai dari guru sebagai penggeraknya. Suasana pembelajaran yang positif ini banyak mendapat keluhan dari orang tua dan siswa mengenai perlunya belajar agar mendapat nilai minimal, terutama di masa pandemi. Program Merdeka tidak lagi mensyaratkan nilai kelulusan minimal, namun menonjolkan profil siswa Pancasila dan menitikberatkan pada kualitas pembelajaran untuk menghasilkan siswa yang berkualitas dengan keterampilan bercirikan profil Pancasila . Tentunya seperti semua program pembelajaran Kurikulum Merdeja, kita berharap dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik, tenaga pengajar, serta lingkungan eksternal dan internal terkait, karena Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada pembelajaran interaktif yang berlandaskan Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun