Mohon tunggu...
salmaa
salmaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa S1 di jurusan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyelami Pentingnya Interaksi Sosial Dalam Menjalani Kehidupan Bermasyarakat

22 Desember 2024   23:04 Diperbarui: 22 Desember 2024   23:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita semua pasti tidak asing dengan kata sosial. Sebenarnya apa sih makna dari kata sosial itu sendiri? Menurut Soerjono Soekanto, sosial berkaitan dengan hubungan antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menekankan aspek interaksi, kerjasama, dan saling mempengaruhi antara individu dalam suatu kelompok.

Manusia disebut sebagai mkhluk sosial karena manusia membutuhkan satu sama lain untuk hidup. Dalam hal ini manusia melakukan sebuah interaksi yang disebut interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial sendiri.

Sebagai makhluk sosial, manusia akan tertarik untuk hidup bersama dalam satu komunitas yang disebut masyarakat. Auguste Comte menjelaskan bahwa masyarakat adalah kelompok makhluk hidup yang hidup dengan realitas baru dan berkembang menurut pola perkembangannya sendiri.

Sebenarnya apa itu interaksi sosial dan mengapa hal ini sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat? Interaksi sosial terdiri dari dua kata yaitu interaksi yang berarti berhubungan dan sosial yang menuruut kbbi adalah berkenaan dengan masyarakat. Menurut Max Weber, interaksi sosial merupakan sebuah tindakan sosial dimana tindakan ini mempunyai makna yang berarti tindakan dilakukan dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam kehidupan bermasyarakat.

Singkatnya interaksi sosial adalah proses fundamental dalam kehidupan manusia yang melibatkan hubungan timbal balik antara individu atau kelompok. Contoh sederhana dari interaksi sosial adalah berdiskusi. Diskusi melibatkan dua orang atau lebih untuk bertukar gagasan dan disaat itulah interaksi sosial terjadi.

Interaksi sosial juga memiliki ciri-ciri khusus. Seperti yang sudah dijelaskan jumlah pelaku yang terlbat dalam interaksi sosial harus lebih dari satu orang. Dalam interaksi sosial harus ada komunikasi antara para pelaku dan harus memiliki tujuan tertentu.

Selain itu, interaksi sosial juga memiliki dua syarat yang harus dipenuhi. Interaksi sosia harus ada kontak sosial dan komunikasi. Dalam sosiologi, kontak sosial bisa dilakukan tanpa harus bertatap muka secara langsung. Hal ini bisa dilakukan dengan komunikasi lewat telepon genggam, radio, dan alat komunikasi lainnya. Kontak sial sendiri dibagi menjadi dua, yaitu bersifat primer yang dilakukan dengan tatap muka langsung dan bersifat sekunder yang menggunakan media penghubung seperti telepon.

Komunikasi dalam interaksi sosial adalah hal yang sangat penting. Adanya komunikasi ini bermaksud untuk saling mengungkapkan perilaku dalam berbagai cara. Ada beberapa unsur pokok dalam komunikasi, yaitu komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek. Komunikator adalah pelaku komunikasi yang menyampaikan pesan dan menjadi sumber dalam sebuah interaksi. Kemudian komunikan adalah pelaku interaksi sosial yang menjadi penerima pesan dari komunikator. Pesan adalah hal yang akan disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Pesan sendiri dapat berisi informasi atau pertanyaan yang akan didiskusikan. Lalu media adalah perantara untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa lisan, tulisan, bahkan film. Dan yang terakhir adalah efek. Efek adalah perubahan yang diharapkan setelah komunikasi terjadi.

Interaksi sosial yang menghasilkan timbal balik dan transaksional mendukung terjadinya proses sosial yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja ada dua proses yang membentuknya, yaitu asosiatif dan disosiatif.

Menurut Soekanto interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interksi yang mengarah pada bentuk penyatuan. Bentuk interaksi sosial ini adalah bentuk kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

Kemudian yang kedua adalah interaksi sosial disosiatif. Bentuk interaksi soial ini menghasilkan sebuah perpecahan. Adanya proses ini menunjukkan kehidupan masyarakat yang tidak bersifat statis. Proses ini dibagi pula menjadi tiga bentuk, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.

Interaksi sosial merupakan fondasi kehidupan manusia yang sehat dan produktif. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan inheren untuk terhubung dengan orang lain dan membangun hubungan yang bermakna. Melalui interaksi sosial, individu tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar mereka akan afiliasi, tetapi juga memperoleh manfaat yang luas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari perkembangan diri hingga kesejahteraan fisik dan mental.

Salah satu peran penting interaksi sosial adalah dalam pembentukan dan pengembangan diri. Menurut George Herbert Mead, seorang sosiolog terkemuka, identitas diri terbentuk melalui proses interaksi sosial. Melalui interaksi, individu belajar memahami bagaimana orang lain memandang mereka dan menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Proses ini tidak hanya membentuk identitas diri, tetapi juga mengembangkan kemampuan kognitif seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berempati.

Selain itu, interaksi sosial berperan penting dalam membangun dan memelihara hubungan yang sehat. Hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, dan komunitas memberikan dukungan emosional yang penting, membantu individu menghadapi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan hubungan sosial yang kuat cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik dan risiko penyakit kronis yang lebih rendah (Umberson & Montez, 2010). Dukungan sosial yang diperoleh dari interaksi juga dapat membantu individu mengatasi trauma, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengembangkan resiliensi.

Lebih lanjut, interaksi sosial merupakan kunci dalam menjaga kohesi sosial dan memelihara ketertiban dalam masyarakat. Melalui interaksi, individu belajar tentang norma, nilai, dan aturan yang mengatur perilaku dalam masyarakat. Interaksi juga memungkinkan individu untuk bekerja sama, mencapai tujuan bersama, dan memelihara solidaritas sosial. Durkheim, seorang sosiolog klasik, menekankan pentingnya integrasi sosial dalam mencegah anomie, suatu kondisi di mana individu merasa terasing dan kehilangan arah (Durkheim, 1897).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun