Siapa diri kita sebenarnya? Apakah tujuan untuk kita hidup sebenarnya? Sudahkah kita memiliki manfaat bagi orang lain? Apakah pikiran juga pernah terlintas di benak kepala tentang pertanyaan tersebut? Jika pertanyaan tersebut terlintas, maka anda sedang mengalami kritis identitas. Kritis Identitas tidak hanya dialami oleh fase remaja saja melainkan fase lansia pun juga dapat merasakannya. Namun kritis identitas memiliki banyak masalah dengan kemampuan untuk mengendalikan emosi, masalah dengan menempatkan diri dengan teman sepantarannya, tidak percaya diri dengan apa yang dia punya seperti penampilan, tidak mendapatkan figur yang baik untuk mencapai identitas diri yang baik. Saat remaja sudah mengalami kritis identitas yang dimana perilaku tersebut  mencerminkan yang mengacu pada tindakan-tindakan menjurus kearah negatif.
Identitas diri merupakan suatu penyadaran yang diperluas tentang diri sendiri, dipakai seseorang untuk menjelaskan siapakah dirinya, meliputi karakteristik diri, memutuskan hal-hal yang penting serta patut dikerjakan dalam hidupnya untuk masa depan. Serta tindakan dalam mengevaluasi perilaku ke semua hal yang terintegrasi dalam diri sehingga seseorang dapat merasakan sebagai pribadi yang unik dan berbeda dari orang lain, dengan lingkungan sosialnya.
Pada masa remaja, pembentukan identitas diri sudah lebih terlihat. Remaja akan mempertanyakan siapa dirinya karena kebingungan terhadap perubahan fisik yang siginifikan, anatomic, psikologis serta pertimbangan dari nilai-nilai kebudayaan yang berlaku di dalam masyarakat. Masalah pokok yang dihadapi oleh seorang anak saat memasuki masa remaja adalah pencarian bentuk dari identitas diri, yang memiliki gambaran bagaimana profile diri, harga diri, serta kepastian posisi maupun kedudukan social anak remaja di dalam lingkungan pergaulan ia berada.
Kritis Identitas tidak hanya dialami oleh fase remaja saja melainkan fase lansia pun juga dapat merasakannya. Remaja yang mengalami kritis identitas karena mempunyai masalah dengan kemampuannya yang kurang mengendalikan emosionalnya, bermasalah terhadap penempatan dengan temannya yang tidak mendapatkan figure untuk mencapai identitas diri yang baik, terlebih remaja mengalami kritis identitas yang dapat dicerminkan pada tindakan yang destruktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H