Mohon tunggu...
SALMA DWI NUR AFIFA
SALMA DWI NUR AFIFA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

PENULIS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat: Dampak Virus Individualisme

2 Januari 2023   14:39 Diperbarui: 2 Januari 2023   14:56 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Individualisme adalah filosofi dengan orientasi moral, politik atau sosial yang menekankan kemandirian manusia dan tanggung jawab dan kebebasan pribadi. Individualis berjuang untuk pencapaian dan kemauan pribadi. Mereka menolak campur tangan masyarakat, negara, dan lembaga atau kelompok apa pun yang mereka pilih sendiri. 

Oleh karena itu, individualisme menentang pendapat apa pun yang menempatkan tujuan kelompok di atas tujuan individu, yang menjadi dasar masyarakat mana pun. Pandangan yang tidak setuju termasuk holisme, kolektivisme, dan statisme. Filosofi ini juga tidak puas dengan semua standar moral yang diterapkan pada seseorang karena membatasi kebebasan seseorang. Sikap individualism merupakan suatu tantangan besar bagi warga Indonesia. 

Sifat individualisme tidak sesuai dengan sila Gotong-Royong Pancasila. Itu sebabnya kita harus membuang individualisme yang semakin mengkristal dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Kecenderungan individualisme ini juga akan menghambat proses mencapai konsensus ketika orang memikirkan satu sama lain secara individual. 

Terutama fenomena gelembung filter dimana informasi yang ditampilkan kepada pengguna belum tentu merupakan kebenaran. Namun, algoritme yang mengukur minat pengguna pada konten dan informasi tertentu.

Selain itu, Sikap individualis ini berakar dari kecanggihan teknologi. Seorang individualis tidak dapat menilai lingkungannya, hanya seberapa baik dia melakukan semua aktivitasnya tanpa orang lain. 

Menjadi seorang individualis terkadang cenderung lebih mandiri ketika harus melakukan hal-hal seperti yang dia lakukan. Selain faktor-faktor yang membuat masyarakat individualis muncul, ada juga dampak negatif dari masyarakat individualis seperti hilangnya rasa solidaritas dengan orang lain, keegoisan yang tidak terbatas, kesulitan berintegrasi ke dalam masyarakat. 

Beberapa faktor juga yang mendorong individu untuk memiliki sikap individualis, dapat kita lihat bagaimana kehidupannya di lingkungan keluarga dan permasalahan yang dihadapinya hingga trauma sosial. 

Hal-hal seperti inilah yang patut menjadi perhatian kita dan harus menjadi masalah kita bersama untuk mengubah setiap sikap yang ada dalam diri setiap individu. Individualisme sebagai sikap atau kepribadian hadir di setiap generasi berikutnya, ketika keadaan memaksa kita masing-masing untuk menarik diri dari kehidupan sosial. Sikap individualisme telah menjangkiti jiwa bangsa Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan.

Dalam kehidupan perkotaan terdapat ketimpangan sosial yang mendalam, sehingga banyak terjadi ketimpangan dalam artikulasi masyarakat sosial perkotaan. Nilai-nilai remeh kehidupan kota telah tergerus oleh virus individualisme, menyebabkan bangsa ini melupakan budaya leluhurnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang berdasarkan asas kekeluargaan. juga berpendapat bahwa budaya gotong royong ini semakin menurun dan individualisme semakin banyak muncul di masyarakat Indonesia. 

Dimana inti dari individualisme disini adalah kodrat manusia untuk bahagia, bebas dan mengutamakan kepentingan diri sendiri. Individualis menentang bantuan atau campur tangan dari luar seperti masyarakat. 

Padahal, manusia itu sendiri adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan campur tangan orang lain. atau orang asing untuk membantu mereka menyelesaikan sesuatu. Namun semua itu dapat dicegah dengan dorongan cita-cita yang kuat dan peran agama sebagai nilai moral dalam kehidupan sehingga dapat menjadi motor penggerak dalam menghadapi keterpurukan, tantangan kehidupan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun