"Baik-baik. Sekutu merajalela disana"
"SUHODO!!" Didi berlari menghampiri
"Sekutu menculik paksa pemuda-pemuda pemakai lencana merah putih, do! Bantu kami!"
"Astaga! Bang, kami pergi dulu! Jaga diri baik-baik!"
Gerakan-gerakan militer, kebakaran, bunyi senapan, dentuman bom, reruntuhan bangunan, masih sungguh berlanjut. Tidak lekang menurun. Namun, jangan anggap lemah pemuda pejuang Siliwangi. Dengan keterbatasan alat persenjataan,
"LUMPUHKAN!!"
Maka lumpuh dua buah kendaraan sekutu berlapis baja kuat itu. Yang sekaligus menjadi saksi akan ketahanan pertahanan kita disini. Sedangkan di belakang Gedung Sate, asrama tua bekas TNI itu menjadi saksi Ismail Marzuki dalam proses pelahiran lantunan. Kertas kertas partitur menemani, suara piano menggema, tinta pena berantakan, bekas air mata atas kertas pula terpampang.
C#7
Gm
E7
Terus ia kulik demi menghasilkan nada yang pas.