Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2024, jumlah total dokter umum hanya sebanyak 156.310, yang berarti hanya ada 0,47 dokter umum per 1000 penduduk. Angka ini masih cukup jauh dari target 1 dokter umum per 1000 penduduk, di mana Indonesia masih membutuhkan 124.294 dokter umum.
Sedangkan jumlah dokter spesialis di Indonesia mencapai 49.670. Berdasarkan target 0,28 dokter spesialis per 1000 penduduk, hal ini menandakan bahwa Indonesia masih memerlukan sekitar 29.179 dokter spesialis lagi.Â
Di sisi lain, jumlah dokter gigi pada tahun 2024 sebanyak 45.058. Sedangkan dokter spesialis gigi menurut data Konsil Kedokteran Indonesia hanya sebanyak 5.643, yaitu hanya 2% dari dari total keseluruhan dokter gigi yang terdaftar.
Angka-angka tersebut tentu memprihatinkan. Tidak hanya masyarakat yang dirugikan akibat sulit mencari dokter terutama di daerah pelosok, namun dari pihak dokter pun mengalami kesulitan akibat tenaga kerja yang kurang.
Persebaran dokter spesialis dan dokter spesialis gigi ini pun tidak merata. Beberapa jenis spesialisasi seperti spesialis obgyn (Sp.OG), spesialis bedah (Sp.B), dan spesialis konservasi gigi (Sp.KG) memiliki jumlah tenaga kerja yang lebih unggul dibandingkan jenis spesialis lainnya.
Lalu jenis spesialisasi apa saja, sih, yang memiliki jumlah paling sedikit di Indonesia? Berikut 10 jenis dokter spesialis dan dokter spesialis gigi dengan jumlah tenaga kerja paling sedikit menurut data Konsil Kedokteran Indonesia:
1. Spesialis Odontologi Forensik (Sp.OF)
Spesialis Odontologi Forensik merupakan dokter gigi yang berfokus pada identifikasi gigi dari orang yang sudah meninggal untuk kepentingan hukum. Menurut data, jumlah spesialisasi ini di Indonesia hanya ada 21 orang.
2. Spesialis Kedokteran Kelautan (Sp.KL)
Spesialis ini merupakan spesialis kedokteran yang menangani permasalahan kesehatan di permukaan laut, di bawah laut, dan di kawasan pesisir. Spesialisasi ini hanya ada 27 orang di Indonesia.
3. Spesialis Parasitologi Klinik (Sp.Par K)
Dokter spesialis ini memiliki fokus pada penyakit yang diakibatkan oleh parasit. Berdasarkan data KKI, di Indonesia hanya terdapat 53 Sp.Par K
4. Spesialis Emergency Medicine (Sp.EM)
Spesialis Emergency Medicine merupakan jenis spesialisasi yang ahli dalam penanganan masalah kegawat daruratan. Jumlahnya di Indonesia hanya ada 68 orang.
5. Spesialis Kedokteran Penerbangan (Sp.KP)
Jenis spesialisasi ini memiliki fokus pada permasalahan kesehatan dalam penerbangan dan perjalanan. Data dari KKI menyebutkan hanya ada 71 dokter yang terdaftar sebagai Sp.KP.
6. Spesialis Kedokteran Nuklir (Sp.KN)
Spesialis Kedokteran Nuklis merupakan jenis spesialisasi yang memanfaatkan ilmu fisika nuklir dalam diagnosis dan pengobatan pasien. Terdengar menarik, namun jumlah spesialis ini hanya ada 71 orang di seluruh Indonesia.
7. Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.RKG)
Seperti spesialis radiologi pada umumnya, dokter spesialis kedokteran gigi memanfaatkan teknologi modern berbasis digital untuk membantu menegakkan diagnosis pada permasalahan gigi. Sayangnya hanya ada 86 orang yang terdaftar sebagai Sp.RKG di Indonesia.
8. Spesialis Farmakologi Klinik (Sp.FK)
Merupakan spesialisasi yang bertugas memantau dan mengawasi terapi dan penyerahan obat kepada pasien. Di Indonesia, jumlahnya hanya sekitar 97 orang.
9. Spesialis Kedokteran Olahraga (Sp.KO)
Spesialisasi ini berfokus pada permasalahan kesehatan dalam bidang olahraga. Menurut data KKI, jumlah dokter spesialis kedokteran olahraga hanya mencapai 102 orang di Indonesia.
10. Spesialis Andrologi (Sp.And)
Yang terakhir yaitu spesialisasi yang berfokus pada masalah kesehatan reproduksi pria. Jumlahnya hanya mencapai 110 orang tersebar di seluruh Indonesia.
10 dokter spesialis di atas merupakan jenis spesialisasi dengan jumlah paling sedikit di Indonesia. Adakah yang kamu minati?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H