Mohon tunggu...
Salma Rahmi
Salma Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Saya suka biru:)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meminta Maaf Pada Anak: Seni untuk Membentuk Emosional yang Baik

16 Juni 2024   17:16 Diperbarui: 9 Juli 2024   20:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu sering marahin aku. Sering bentak-bentak aku. Aku tahu, aku nggak mau beresin mainan, tapi nanti pasti aku kembaliin ke tempatnya lagi kok," ucap Rara.

Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah bagi orang tua. Semua orang tua pasti ingin mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang dan kehangatan. Akan tetapi beberapa orang tua mungkin memilih jalan yang kurang tepat dalam proses mendidik anak. Selain itu, dalam mendidik anak juga dibutuhkan kerjasama yang baik antara ayah dan ibu, agar dapat mewujudkan pola asuh yang terbaik bagi anak.

Salah satu aspek perkembangan anak yang sangat dipengaruhi oleh pola asuh ialah aspek sosial-emosional. Aspek sosial-emosional sangat mempengaruhi cara seorang anak belajar, bagaimana ia memahami dan memahami suatu situasi, dan yang terpenting, bagaimana ia mengatur dirinya dan emosinya. 

Beberapa orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter kerap kali lupa bahwa meminta maaf merupakan hal yang penting dalam membentuk sosial-emosional anak. Orang tua tidak boleh malu untuk meminta maaf kepada anak, karena hal ini justru akan menjadi teladan bagi mereka kelak di masa depan. 

Perlakuan salah dari orang tua memiliki pengaruh besar dalam membentuk jiwa emosional anak kedepannya. Seusai membentak atau memarahi anak, orang tua selalu menyepelekan perihal pentingnya mengutarakan ungkapan "minta maaf" di hadapan anak. Hal tersebut akan menciptakan sebuah memori ingatan yang sangat melekat, lantas akan ditiru oleh anak hingga dewasa nanti. Kebanyakan orang tua tidak terima apabila anaknya melakukan sebuah kesalahan, mereka lupa bahwa kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. 

Hurlock (2005) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan individu dalam beradaptasi dengan orang lain pada umumnya dan kelompok pada khususnya Hal tersebut menyatakan bahwa sosial-emosional memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan seseorang di masa depan. Apalah jadinya seorang anak, apabila tidak memiliki sikap sosial-emosional yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.

Pada hakikatnya, meminta maaf bukanlah perkara yang sulit dilakukan, apabila kita menyadari satu hal, bahwa meminta maaf merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pola asuh serta pembelajaran. Ketika anak mendapatkan sebuah cacian atau bentuk kekerasan verbal dari orang tua, maka otak anak akan menyimpan sebuah memori negatif di dalamnya. Anak akan terus-terusan merasakan sakit, bahkan hingga trauma. 

Maka dari itu, ketika orang tua melakukan sebuah kesalahan di hadapan anak, hendaknya mereka meminta maaf. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang mengalami trauma atau takut, yang pertama yang bisa kita lakukan ialah meminta maaf dan memeluk serta mengelus-elus kepalanya, yang kedua apabila anak masih menghindar karena takut, maka orang tua harus melakukan pendekatan ulang (pendekatan dari awal).

Jadi, masih malukah untuk meminta maaf pada anak? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun