Mohon tunggu...
Salma Alfitri Nurulaini
Salma Alfitri Nurulaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Padjadjaran

Manusia awam pada umumnya yang berusaha sedikit lebih istimewa di mata Allah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Opini: Siapa yang Harus Disalahkan dalam Pelecehan Seksual?

26 Juni 2024   20:50 Diperbarui: 26 Juni 2024   20:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke pertanyaan di awal: siapa yang harus disalahkan? Laki-laki atau perempuan?

Kalau dilihat dari permukaan, yang patut disalahkan tentunya laki-laki (atau perempuan) yang menjadi pelakunya. Pelaku itu pasti sosok yang bejat, tidak manusiawi dan hina. Tetapi perlu diingat bahwa setiap peristiwa pelecehan seksual juga berbeda-beda alur ceritanya. Kadang-kadang, pelaku terdorong untuk melancarkan aksi bejatnya karena terangsang korban yang tidak menjaga bagian tubuhnya. Apabila alur kasusnya persis seperti ini, berarti penyebab terjadinya pelecehan seksual adalah dua faktor yang saling berkaitan tersebut: korban yang berpakaian kurang tertutup dan pelaku yang tidak bisa menjaga nafsu seksualnya.

Akan tetapi, jika korban sudah berusaha menjaga dirinya dan tetap menjadi sasaran pelaku, maka safe untuk mengatakan bahwa semuanya memang seratus persen kesalahan pelaku tersebut.

Walau begitu, harus digarisbawahi bahwa JANGAN PERNAH SEKALI-KALI menekan emosi korban dengan menyalahkan cara berpakaiannya setelah pelecehan seksual terlanjur terjadi. Apabila pelecehan sudah terlanjur dialami korban, dekaplah, dengarkan dirinya, selalu temani 24/7 jam, buat ia masuk ke dalam comfort zone yang terbaik agar membantu traumanya berangsur-angsur menghilang. Selain itu bawa korban ke tenaga profesional khusus yang menangani korban-korban pelecehan seksual.

Saya di sini tak ada maksud untuk membatasi para perempuan dengan cara mereka mengekspresikan kebebasannya dalam berpakaian. Menggunakan pakaian modis sah-sah saja asalkan tetap sopan dan tidak asal 'buka-bukaan'. Dengan begitu, saya harap para perempuan menjadi semakin berhati-hati dan semakin menjaga diri. Begitu pun saya menyarankan kaum laki-laki untuk senantiasa menjaga sikapnya dan menghormati bahkan melindungi perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun