Mohon tunggu...
Siti Nur Salima
Siti Nur Salima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

suka menulis cerita dan menari ballet.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Isu Bullying di Kalangan Remaja Kampus dan Sekolah yang Meresahkan

19 Juni 2022   18:05 Diperbarui: 20 Juni 2022   18:35 6431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying, penindasan, perundungan adalah sebuah bentuk kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau lebih di dalam satu grup, dengan tujuan untuk menyakiti hati, mental, dan fisik korban secara terus menerus. Terkadang munculnya fenomena bullying disebabkan melalui suatu faktor yaitu faktor gaya hidup, fisik, dan pekerjaan orang tua. 

Tidak semua remaja memiliki gaya hidup mewah, fisik lengkap, dan pekerjaan orang tua yang baik melainkan mereka mempunyai kekurangan terhadap tiga faktor itu. Namun terdapat juga korban bullying yang memiliki banyak kelebihan tetapi tetap saja mereka dibully karena merasa iri dengan korban. 

Belakangan ini, fenomena bullying memang menjadi kasus paling meresahkan di kalangan remaja seluruh dunia. Sesuai data yang telah ada, Korea Selatan menjadi negara yang memiliki banyak kasus bullying yaitu mencapai 36 kasus. 

Jika di Indonesia terdapat sekitar 3,5 juta remaja yang menjadi korban bullying pada masing-masing provinsi. Korban bullying tidak hanya dialami oleh anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saja melainkan juga dialami oleh pelajar sekolah menengah atas dan mahasiswa. Pada pelajar SMA dan mahasiswa, pelaku seringkali membuat sebuah kelompok berisi mahasiswa yang merasa iri dengan korban. Nantinya pelaku akan diam-diam melakukan kekerasan di tempat sepi. 

Seperti halnya fenomena bullying di Korea Selatan yang melibatkan beberapa idol kpop ternama seperti Kim Garam, seorang idol yang berusia 17 tahun. Ia dikabarkan melakukan tindakan bullying dan berperilaku buruk kepada teman satu angkatannya dulu. 

Bahkan korban bully Garam yang bernama Eunseo harus pindah ke sekolah lain karena ia menderita dan tidak tahan terhadap tuduhan palsu atas dirinya. Tidak hanya idol kpop saja namun mahasiswa juga menjadi korban bullying hingga bunuh diri. 

Kejadian ini terjadi ketika salah satu dokter muda yang berinisial AB yang sedang menempuh pendidikan dokter spesialis, dikabarkan menegak cairan kimia hingga meninggal. AB diduga menjadi korban bullying dan perudungan yang dialami olehnya. 

Ditilik dari kasus-kasus bullying yang terjadi diatas, terlihat bahwa kasus bullying benar-benar meresahkan bagi korban dan lingkungan sekitar. Karena jika bagi korban, mereka akan melakukan tindakan bunuh diri dengan meminum cairan bahan kimia, menggantung diri, serta menyayat pembuluh darah di tangannya hingga meninggal. 

Secara umum, alasan mereka melakukan tindakan tersebut dikarenakan korban tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap hidup dan berbahagia. Mental dan kecemasan selalu berada di dalam diri korban membuat mereka sering stress, pergi dari rumah dan malas untuk pergi ke sekolah maupun ke kampus. 

Pada hal ini peranan civitas akademik yaitu dosen maupun guru sangat berperan penting karena mereka bisa melihat aktivitas-aktivitas apa saja yang pernah dilakukan oleh pelaku kepada korban. Jika dosen atau guru tidak mengetahui hal ini maka fenomena bullying akan semakin berlanjut dan semakin banyak korban yang bergelimpangan atas isu bullying ini.

Lalu dosen bisa selalu bersiap untuk menjadi orang tua mereka di kampus dan sekolah atau fasilitator, pelaku maupun korban untuk bercerita keluh kesahnya agar bisa memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah bullying yang terjadi. 

Dosen dan guru jangan memihak pada satu dengan yang lainnya, mereka harus mencoba melihat dari dua atau tiga pandangan yang berbeda di lingkungan, pelaku maupun korban. Hal ini mempunyai tujuan agar menghindari kejadian yang tidak-tidak.

Bersifat pasif juga harus dihindari karena jika dosen dan guru tidak bertindak maka siapa lagi yang akan menyelesaikan masalah yang terjadi di sekolah maupun kampus. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun