Seperti yang diungkapkan salah satu dari mereka " Anak perempuan sering merasa apa yang dilakukan oleh abangnya, seperti menginap dirumah temannya abangnya dibolehin tapi dia (anak perempuan) tidak boleh ".
Kecemburuan tersebut dapat membuat anak perempuan menjadi berbohong demi mewujudkan keinginannya " Alasannya ada aja sih tugas kelompok dan lain-lainnya" Ungkap beliau lagi. Anak perempuan menjadi membandingkan kenapa gender menjadi pembeda antara hak dia dan abangnya (anak laki-laki) ia pun merasa bahwa orangtua nya tidak memberikan kepercayaan kepadanya.Â
Maka dari itu kami memberikan solusi bahwa ketika ia (anak perempuan) memberikan alasan yang jelas atau mungkin bisa disertai dengan bukti (live location, vidiocall) maka orang tua dapat mempercayai putrinya tentunya dengan melakukan perjanjian dan menetapkan konsekuensi yang ia dapatkan jika melanggar kesepakatan, dengan begitu anak menjadi lebih terbuka dengan orang tua terutama ibunya.Â
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu 05 Agustus 2022 ini diakhiri dengan memberikan pamflet Positive Parenting untuk anak dan poster Hentikan Kekerasan Pada Anak.
Selisih paham dengan orang tua kerap menjadi pemicu kekerasan terjadi kepada anak, pada masa remaja rasa penasaran masih menggebu-gebu sehingga banyak hal yang ingin dilakukan oleh para remaja. Orang tua diharapkan mendampingi proses pertumbuhan buah hatinya.Â
Remaja rentan sekali mengalami salah pergaulan yang dapat merugikan baik dirinya sendiri maupun orang disekitarnya, komunikasi yang baik antara anak dan orang tua menjadi hal yang sakral dan patut dijaga dengan sebaik mungkin, karena komunikasi yang baik merupakan pondasi hubungan yang harmonis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI