Aktivis dan komisi masyarakat sipil untuk kesetaraan pernikahan berharap bahwa pernikahan sesama jenis pertama dapat dilaksanakan secepatnya, mengangkat Thailand sebagai pemimpin dalam mendukung hak asasi manusia dan kesetaraan gender di kawasan Asia.
Namun ada juga yang menentang kebijakan ini. seperti yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia, ada juga kelompok-kelompok yang menentang perubahan ini, dan berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional dan agama yang mereka yakini.
Dengan melegalkan pernikahan sesama jenis, Thailand telah menandai langkah besar dalam arah yang lebih inklusif dan progresif. Keputusan ini tidak hanya memperkuat reputasi negara sebagai tujuan wisata yang ramah terhadap LGBTQ+, tetapi juga menunjukkan komitmen pada prinsip-prinsip hak asasi manusia.Â
Sebagai negara ketiga di Asia yang mengizinkan pernikahan sesama jenis setelah Taiwan dan Nepal, Thailand membuka jalan bagi perubahan positif dalam perlakuan hukum terhadap komunitas LGBT di kawasan ini.
Dengan demikian, peristiwa ini tidak hanya menjadi catatan sejarah bagi Thailand, tetapi juga sebuah momentum penting bagi perjuangan global untuk kesetaraan dan pengakuan hak-hak LGBT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H