Mohon tunggu...
Salma Nabila
Salma Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Salma Nabila ( 23107030038 )

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Panic Attack, dari Ketakutan Intens hingga Cara Penangananya

15 Juni 2024   21:08 Diperbarui: 15 Juni 2024   21:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diambil dari creativemarket.com

Anda sering menglami panik berlebihan? Atau merasa takut yang intens? Simak penjelasan ini.

 Gangguan serangan panik  atau yang sering disebut dengan panic attack adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya rasa takut dan kegelisahan yang sangat intens secara tiba-tiba dan seringkali tanpa penyebab yang jelas. Saat seseorang mengalami serangan panik, otak memberi sinyal kepada sistem saraf untuk merespons dengan "fight or flight" (melawan atau melarikan diri). Ini menyebabkan tubuh menghasilkan zat kimia stres, seperti adrenalin.Serangan ini dapat terjadi dalam rentang waktu antara 5 hingga 10 menit, namun dalam beberapa kasus dapat berlangsung hingga dua jam.Serangan panik ditandai dengan detak jantung yang bertambah cepat, napas pendek, pusing, tegang otot, atau gemetar. Kondisi ini bisa terjadi kapan pun, baik saat sedang beraktivitas maupun ketika beristirahat. Setelah mengalami serangan panic, kelelahan yang signifikan sering kali dirasakan oleh seseorang yang mengalami panic attack dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial mereka.

Namun gangguan panik ini memiliki perbedaan dengan gangguan kecemasan (Anxiety Disorder). Perbedaan mendasar antara gangguan serangan panik dengan gangguan kecemasan terletak pada sifat dan pemicu munculnya gangguan tersebut. Gangguan kecemasan umumnya berkaitan dengan kekhawatiran atau kegelisahan yang berkelanjutan terhadap situasi atau pemicu tertentu, seperti ketakutan akan ketinggian atau keramaian. Sebaliknya, serangan panik dapat terjadi secara spontan dan tidak terduga, bahkan pada individu yang sebelumnya tidak memiliki riwayat serangan panik. Serangan panik juga dapat dipicu oleh gen keluarga, seseorang yang memiliki anggota keluarga seperti orang tua atau saudara kandung dengan riwayat serangan panik memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan tersebut dibandingkan dengan orang tidak memiliki riwayat keluarga yang sama.

Gejala utama dari gangguan serangan panik meliputi:

  • Rasa Takut dan Kegelisahan yang Intens: seseorang sering merasakan sensasi kehilangan kendali atau bahkan kematian. Ketakutan yang berlebihan ini dapat menyebabkan seseorang hilang kontrol hingga dirinya merasakan terror yang mendalam.
  • Gejala Fisik: Termasuk di antaranya nyeri dada, sesak napas, pusing, keringat berlebihan, dan gemetar. Manifestasi fisik ini dapat menyerupai gejala kondisi medis serius, menambahkan kebingungan dan kecemasan pada individu yang mengalaminya.
  • Depersonalisasi dan Derealitas: ketika seseorang mengalami serangan panic, mereka  bisa merasa terpisah dari diri mereka sendiri atau dari lingkungan sekitar, bahkan merasakan sensasi tidak nyata atau terputus dari realitas. Orang yang mengalami depersonalisasi mungkin merasa seperti sedang melihat diri mereka dari luar tubuhnya, atau merasa bahwa tubuhnya tidak nyata atau seperti dalam mimpi.

Dampak Setelah Serangan, seseorang sering merasa sangat lelah dan membutuhkan waktu untuk pulih, Dampak yang paling langsung adalah rasa takut dan kecemasan berulang tentang kemungkinan serangan panik berikutnya. Dia akan menjadi waspada dan cemas akan serangan panik yang terjadi lagi, yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka dan meningkatkan tingkat stres sehari-hari. Tak hanya itu, seseorang yang telah mengalami serangan panik juga dapat merasa depresi atau perasaan tidak berdaya setelah serangan tersebut. Rasa putus asa atau perasaan bahwa mereka tidak bisa mengendalikan keadaan mereka sendiri bisa menjadi masalah yang signifikan dan dapat mengganggu aktivitas harian dan hubungan sosial mereka.

Ada beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk menangani serangan panik, Penanganan yang sesuai akan efektif untuk meredakan serangan panik.

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Pendekatan ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku yang berkontribusi terhadap serangan panik. Ini adalah terapi struktural yang tujuannya adalah untuk mengajarkan strategi koping dan teknik untuk mengelola kecemasan.

2. Penggunaan Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan antidepresan atau obat penenang untuk meredakan gejala dan mengurangi frekuensi serangan panik. Antidepresan, terutama inhibitor selektif pengambilan serotonin (SSRI) atau inhibitor pengambilan serotonin-norepinefrin (SNRI), umumnya diresepkan untuk mengurangi frekuensi dan keparahan serangan panik. Benzodiazepin mungkin digunakan untuk meredakan kecemasan secara singkat dalam situasi akut, tetapi penggunaannya biasanya dibatasi karena risiko ketergantungan.

3. Perubahan Gaya Hidup: Praktik seperti meditasi mindfulness, olahraga teratur, dan strategi manajemen stres juga dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan panik.

Secara keseluruhan, meskipun gangguan serangan panik dan gangguan kecemasan dapat memiliki gejala yang serupa, mereka berbeda dalam asal-usul dan karakteristik manifestasinya. Memahami perbedaan ini penting untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang efektif, sehingga seseorang dapat mencari pengobatan dan  dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang gangguan serangan panik, kita dapat lebih baik mendukung seseorang yang terpengaruh dan mengembangkan pendekatan perawatan kesehatan mental yang lebih baik dan terinformasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun